TANGERANG, BINGAR.ID – Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus berupaya menginternasionalkan bahasa Indonesia.
Peluang itu terbuka lebar, karena bahasa Indonesia memiliki jumlah penutur yang besar dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa dan terbesar se-Asia Tenggara.
Hal itu diutarakan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbudristek, Endang Aminudin Aziz saat Sosialisasi Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) Adaptif Merdeka di Kota Tangerang, yang dilakukan secara luring dan daring, Selasa (26/7/2022).
Baca juga: Kantor Bahasa Provinsi Banten Gelar Diskusi Kelompok Terpumpun Penggunaan Bahasa di Media Massa
“Bahasa Indonesia adalah bahasa baru dengan penduduk lebih dari 270 juta jiwa, potensi untuk menjadi bahasa internasional itu sangat besar. Pembelajar bahasa Indonesia sebagai bahasa asing, saat ini tercatat ada 143 ribu orang di 50 negara,” katanya.
Untuk merealisasikan program tersebut, dia mendorong Pemerintah Daerah (Pemda) untuk berperan aktif dalam menunjang program internasionalisasi bahasa Indonesia, salah satunya dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di ruang publik.
“Ada pendekatan baru yang kami adopsi. Tahun ini dilakukan lingua franca plus. Perdagangan, politik, pariwisata, olahraga, diplomasi, pendidikan itu semua kami garap untuk menjadikan sebagai cara untuk mereka membantu kami internasionalisasi bahasa Indonesia,” bebernya.
Baca juga: Hear Me, Aplikasi Penerjemah Bahasa Isyarat Karya Anak Bangsa
“Peran ini bisa juga dilakukan oleh Pemda, karena Pemda mitra kami yang sangat strategis untuk ikut bersama-sama menunjang program internasionalisasi bahasa Indonesia. Caranya bisa bermaca-macam,” sambung Aziz.
Adapun upaya yang dilakukan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia untuk mengenalkan bahasa Indonesia secara internasional, di luar dua program lain yakni program literasi, dan perlindungan bahasa dan sastra Indonesia, diantaranya melalui program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA).
“Maka dalam lima tahun terakhir kami memulai program dengan nama BIPA, Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing. Kita harus bangga dengan Bahasa Indonesia, karena saat ini menjadi yang paling dominan mempersatukan Indonesia,” pesan dia.
Baca juga: Pelaku Parekraf Didorong Jadi Prioritas Penerima Vaksin
Asisten Daerah I Pemerintah Kota Tangerang, Rahmansyah mengamini upaya Kemendikbudristek. Dia mengaku penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar harus digelorakan sebagai identitas bangsa.
“Sebab Bahasa menunjukkan bangsa, karena itu saat berbahasa dengan baik kita akan dihargai. Ini adalah hal yang perlu menjadi perhatian kita semua,” ucapnya.
Maka Pemkot Tangerang menyambut misi itu dengan kembali menandatangani kerjasama dengan Kemendikbudristek dalam pengembangan dan perlindungan bahasa Indonesia yang sudah dicetuskan sejak lima tahun silam.
“Dalam penyelenggaraan pemerintahan, kita tahu bahwa tata kelola pemerintahan yang baik dan dinamis, sangat diperlukan. Oleh karenanya penyelenggara pemerintah, dunia usaha, masyarakat, mari sama-sama bersatu mengembangkan potensi yang ada dan berbahasa Indonesia yang baik dan benar,” tandasnya. (Sajid)