PANDEGLANG, BINGAR.ID – H+3 Lebaran IdulFitri 2024, ribuan wisatawan memadati kawasan Pantai Carita. Salah satu titik yang dipadati adalah destinasi Keramba Konservasi atau keramba apung.
Destinasi wisata yang dikelola oleh Kelompok Konservasi Alam Bawah Laut (KABL) Desa Sukarame, Kecamatan Carita ini bisa menerima seribuan pengunjung setiap harinya. Di sini wisatawan bisa melakukan snorkeling, memberi makan ikan Nemo yang cantik, sampai belajar transplantasi terumbu karang.
Baca Juga : Rehabilitasi Terumbu Karang di Carita, Pertamina Gandeng KABL
Ketua Kelompok KABL, Arip menuturkan, di musim libur lebaran kali ini pihaknya menerima banyak kunjungan wisatawan yang ingin menikmati berenang di tengah laut. Sebagian besar mereka adalah wisatawan yang berasal dari pantai umum disekitar Keramba Konservasi.
“Wisata di keramba sendiri itu rata-rata yang ada di (Pantai) Lagundi, Pasir Putih, atau Karangsari. Mereka diantar melalui Banana Boat. Kegiatannya snorkeling atau hanya selfie atau sekadar kasih makan ikan,” katanya, Sabtu (13/4/2024).
Arip menyebut, ada tiga keramba apung yang disediakan oleh Kelompok KABL dengan masing-masing ukuran 7 x 6 meter sebanyak 2 unit dan 1 unit berukuran 5 x 5 meter. Setiap harinya, ketiga keramba apung itu selalu dipenuhi wisatawan. Sejak H+1 lebaran, rata-rata ada 1.000 kunjungan wisatawan.
Baca Juga : Tawarkan Konsep Wisata Baru, Desa Bandung Launching Mina Agro Bukit Sinyonya
“Aktivitas wisata tidak dibatasi, tapi ketika memang full kita tidak menerima, gitu. Dari catatan kami, minimal 1.000 per hari,” ucap dia.
Arip menyebut, untuk menikmati wisata keramba apung ini, wisatawan dikenakan tarif sebesar Rp15.000 untuk satu kelompok yang berisi tujuh orang. Biaya yang didapat itu, nantinya digunakan kembali untuk kegiatan konservasi ekosistem bawah laut.
“Hasil musyawarah dengan pihak boat itu Rp15.000 satu untuk boat yang biasanya berisi tujuh orang,” katanya.
Arip menyebut, sampai H+3 lebaran tahun ini, animo wisatawan yang berkunjung ke Keramba Konservasi lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Hal ini menandakan bahwa minat wisatawan untuk mengetahui mengenai konservasi alam bawah laut Carita sudah lebih besar. Meski begitu dia menyadari belum seluruh wisatawan yang berkunjung ke keramba apung memiliki kepedulian terhadap konservasi alam bawah laut.
Baca Juga : Animo Wisatawan ke Konservasi Alam Bawah Laut Sukarame Tinggi
“Dari 1.000 kunjungan per hari, paling 40 persen dari total pengunjung yang menunjukkan ketertarikannya dengan alam bawah laut Carita dengan melakukan snorkeling. Sisanya banyak yang hanya ingin selfie, berenang biasa, dan melihat ikan dari atas,” katanya.
Meski kunjungan wisatawan tahun ini mengalami peningkatan cukup signifikan, namun Arip dan kelompoknya tetap memperhatikan soal ekosistem bawah laut di kawasan Pantai Ketapang, Desa Sukarame. Dia mengingatkan wisatawan agar tidak merusak ekosistem di bawah laut.
“Kita bikin berbagai imbauan ketika datangnya tamu itu, kita kasih tahu supaya apa yang kita lakukan, liburan kita tidak merusak. Tentunya ini bukan awal atau akhir liburan kita, karena memang liburan ini adalah awal untuk satu tahun ke depan,” tutup dia. (Ahmad)