Transplantasi Terumbu Karang di Pulau Badul Tuai Hasil

Terumbu Karang di Pulau Badul

Terumbu Karang di Pulau Badul mengalami pertumbuhan yang baik. (Dok. Loka PSPL Serang)

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Gerakan Rehabilitasi Terumbu Karang (GRTK) di kawasan Pulau Badul, Kecamatan Sumur, Pandeglang dengan metode transplantasi menggunakan rak laba-laba menuai hasil. Soalnya, rehabilitasi terumbu karang di Pulau Badul sejak tahun 2020 itu mengalami pertumbuhan yang baik.

“Walaupun ada satu atau dua  bibit yang terlepas dari ikatannya akibat proses pengikatan yang tidak sempurna, namun secara umum dapat dikatakan bahwa kelangsungan hidup (survival rate) fragment karang yang ditempelkan pada rak laba-laba  mendekati 100 persen,” ujar Pengelola Ekosistem Pesisir dan Laut Ahli Pertama pada Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (PSPL) Serang Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Zaid Abdur Rahman, Kamis (31/3/2022).

Baca juga: Berlanjut, Ratusan Terumbu Karang Kembali Ditanam di Pulau Badul dan Liwungan

“Artinya dapat dikatakan bahwa metode rehabilitasi terumbu karang menggunakan model rak laba-laba di perairan Pulau Badul ini sangat efektif,” sambung Zaid.

Maka dari itu, dia berpesan agar kelompok pelestari terumbu karang dan juga masyarakat dapat menjaga keberadaan hasil transplantasi karang ini utamanya dari gangguan yang sifatnya merusak yaitu jangkar nelayan ataupun praktik mencari ikan yang tidak ramah lingkungan. Pasalnya, terumbu karang memiliki beberapa manfaat.

“Seperti diantaranya sebagai Regulating Services, yaitu jasa pengaturan yang dilakukan oleh ekosistem terumbu karang seperti penyerapan karbon, pengontrolan bencana, peredam gelombang dan pencegahan abrasi; dan Cutural Services, yaitu jasa yang berkaitan dengan kehidupan sosial atau budaya manusia seperti wisata bahari berupa snorkeling dan diving,” beber dia.

Baca juga: Peran Penting Terumbu Karang yang Kini Sering Diabaikan

Zaid melanjutkan, kedepan pihaknya akan mengembangkan berbagai jenis terumbu karang di kawasan tersebut agar lebih beragam.

“Ke depan kami akan upayakan pengkayaan jenis karang yang direhabilitasi selain jenis Acropora Sp, sehingga keragaman jenis karang di perairan Pulau Badul bisa kembali seperti keadaan sebelum tsunami 2018 terjadi,” tutupnya. (Ahmad)

Berita Terkait