Tiga Bahasa Daerah di Banten Direvitalisasi

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Banten, Usman Assiddiqi Qohara (di atas podium) saat menghadiri Rakor Revitalisasi Bahasa Daerah. Ahmad

SERANG, BINGAR.ID – Kantor Bahasa Provinsi Banten akan merevitalisasi tiga bahasa daerah, meliputi bahasa Sunda Banten, Jawa Banten, dan Melayu Betawi. Revitalisasi bahasa daerah itu dilakukan untuk menjaga agar tidak mengalami kepunahan.

Kepala Kantor Bahasa Provinsi Banten, Asep Juanda menjelaskan, ketiga bahasa daerah tersebut dipilih karena memiliki penutur terbanyak di Banten, seperti bahasa Jawa di Kota Cilegon, Kota dan Kabupaten Serang, serta sebagian daerah di Kabupaten Tangerang, Sunda di Pandeglang dan Lebak, serta Melayu Betawi di Tangerang.

Baca Juga : Kantor Bahasa Provinsi Banten Gelar Diskusi Kelompok Terpumpun Penggunaan Bahasa di Media Massa

“Kalau dilihat secara keseluruhan, bahasa Sunda ini salah satu tiga terbanyak digunakan di Banten, kemudian Jawa Banten, dan Melayu Betawi yang mayoritas dipakai oleh warga Tangerang Raya,” kata Asep disela Rapat Koordinasi Antarinstansi Se-Provinsi Banten dan DKI Jakarta membahas Revitalisasi Bahasa Daerah disalah satu hotel di Kota Serang, Rabu (6/3/2024).

Asep menerangkan, seiring dengan perubahan zaman, banyak masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa daerah sebagai sarana komunikasi. Apalagi Banten sebagai penyangga ibukota Jakarta, yang mayoritas masyarakatnya sudah beralih ke bahasa Indonesia atau bahasa asing.

“Banten yang dekat dengan Ibukota Jakarta, terdampak dari penggunaan bahasa di sana yang sudah mulai meninggalkan bahasa daerah,” ucapnya.

Baca Juga : Hear Me, Aplikasi Penerjemah Bahasa Isyarat Karya Anak Bangsa

Asep menjelaskan, revitalisasi ini akan melibatkan puluhan maestro dari kalangan akademisi atau praktisi, yang konsisten memberi perhatian terhadap bahasa tersebut, sekaligus sebagai penutur dan pemelihara bahasa daerah.

“Nantinya akan dibuatkan modul dulu oleh maestro, dilatihkan ke guru, diimbaskan ke guru lain, baru diajarkan ke siswa. Nah disitu mulai dilakukan upaya revitalisasi,” ujar Asep.

Rapat Koordinasi terkait Revitalisasi Daerah ini berlangsung selama tiga hari, dimulai sejak tanggal 6-8 Maret 2024. Rakor ini juga melibatkan seluruh pemangku kepentingan, ssperti pemerintah daerah, unsur-unsur masyarakat seperti tokoh masyarakat, komunitas penutur, dan pelaku pendidikan.

Baca Juga : Masuk Seleksi Oscar 2022, Film Berdialeg Jawa Serang “Yuni” Tayang Perdana

Sementara Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Banten, Usman Assiddiqi Qohara mendukung penuh revitalisasi tiga bahasa daerah itu. Dia memandang, perkembangan zaman membawa dampak terhadap stigma bahasa daerah yang sering dianggap kurang bergengsi.

“Anak muda memilih untuk menggunakan bahasa Indonesia atau asing, agar terlihat keren. Padahal bahasa ibu atau bahasa daerah, harus dilestarikan karena diyakini dapat memperkuat eksistensi bahasa. Juga menunjukkan identitas suatu daerah,” kata dia.

Usman menegaskan, pihaknya juga serius untuk melestarikan bahasa daerah. Salah satunya dengan mengadakan lomba bertutur menggunakan bahasa daerah di kalangan pelajar. Selain itu, DPK juga terus sosialisasi penguatan bahasa daerah.

“Kalau sudah ada kesadaran disamping kemampuan berbahasa asing, yang sangat penting itu justru kemampuan bahasa daerah,” tutupnya. (Ahmad)

Berita Terkait