PANDEGLANG, BINGAR.ID – Akademisi Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA) Banten, Said Ariyan mengatakan, nama Irna Narulita masih kuat untuk mendulang suara di Kabupaten Pandeglang.
Menurutnya sosok Irna masih berpengaruh terhadap kontestasi electoral apapun yang ada di Kabupaten Pandeglang kedepannya.
“Untuk kontestasi elektoral apapun kedepan, pengaruh Irna masih sangat kuat untuk mendulang suara, khususnya di Kabupaten Pandeglang,” katanya, Jumat (2/6/2023).
Baca juga: Dinilai Gagal Pimpin Pandeglang, Begini Penjelasan Anak Buah Irna
Dia menilai, gaya Irna yang humanis, humble, murah senyum, ramah dan menyapa lebih dulu siapa saja yang dia kenal, menjadikannya idola bagi masyarakat.
“Kejeliannya untuk dekat dengan para kyai, tokoh agama, lembaga-lembaga keagamaan, sejalan dengan warna budaya politik masyarakat Pandeglang yang patrimonial,” sambungnya.
Lebih jauh Said menjelaskan, bicara tentang personal probability seseorang dalam kontestasi elektoral, selalu terkait dengan tiga alat ukur. Yaitu sejauh mana popularitas seseorang, bagaimana liketabilitasnya atau tingkat kesukaan pemilih dan elektabilitas, dimana pemilih akan menentukan pilihan.
Baca juga: Begini Respons Irna Soal Oknum Sekdesnya Pesta Miras di Facebook
“Ketiga alat ukur tersebut seperti sebuah piramida, elektabilitas lebih kecil jumlahnya daripada liketabilitas dan lebih rendah daripada popularitas,” beber dia.
Menurutnya, seseorang yang populer belum tentu dipilih, apalagi seseorang tersebut tidak populer. Pada kontestasi Pilkada Kabupaten Pandeglang 2020, Irna Narulita mendulang suara 64.1 persen atau sebanyak 389.367 suara, dari keseluruhan 904.782 pemilih.
“Perolehan suara ini, menjadi gambaran bahwa Irna Narulita populer, disukai dan dipilih oleh mayoritas masyarakat Pandeglang,” tutup dia.
Baca juga: Instruksi Jokowi Soal Kendaraan Listrik, Irna: Pandeglang Belum Bisa
Di bidang pemerintahan, tambah Said, prestasi Irna dalam pelayanan dan inovasi tampak menggembirakan, dengan membangun Mal Pelayanan Publik (MPP), menerapkan SPBE, mengelola ASN berbasis meritokrasi. Semua ini, berjalan berkat investasi sosial yang dibangun Irna dan peka terhadap aspirasi masyarakat, seperti membatalkan penyediaan sepeda listrik untuk RT/RW.
“Walau dari semua raihan tersebut belum dilakukan secara maksimal. Pencapaian program, selalu tidak mencapai target. Semoga smart city, yang menjadi impian Irna dapat segera tercapai, melalui komitmen para stakeholders untuk membangun,” tutupnya. (Sajid)
