Kemiskinan dan Pengangguran di Indonesia Kemungkinan Bertambah

Ilustrasi Kemiskinan. (Foto: Google)

BINGAR.ID – Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani menyebutkan bahwa angka kemiskinan di Indonesia mungkin akan meningkat dalam skenario berat bisa naik menjadi 1,1 juta orang atau dalam skenario lebih berat akan menghadapi kemungkinan tambahan kemiskinan 3,78 juta orang.

Kemungkinan itu didasari oleh adanya Virus Corona (Covid-19) yang membuat baseline tahun 2020 menjadi berubah pesat, signifikan, bahkan fundamental karena menyebabkan dampak yang luar biasa besar dari sisi kesehatan, sosial, ekonomi, dan keuangan.

“Dampak Covid-19 ini telah menyebabkan ekonomi global kemungkinan masuk di dalam resesi. Kalau proyeksi yang tadinya IMF menyebutkan tahun 2020 itu ekonominya tadinya diperkirakan tumbuh 3,3 persen, maka revisinya mereka akan menjadi negatif tahun ini,” ujar Menkeu seperti yang dilansir dari RRI.CO.ID, Rabu (15/4/2020).

Menkeu juga mengatakan bahwa baseline Indonesia berada diangka 5,3 akan mengalami tekanan, turun pertumbuhannya sampai di level 2,3 persen.

“Bahkan dalam situasi sangat berat mungkin juga bahkan menurun sampai negative growth,” katanya.

Bukan hanya itu, angka pengangguran yang selama ini sudah menurun konsisten sama seperti kemiskinan dalam 5 tahun terakhir juga kemungkinan akan mengalami kenaikan.

“Dalam skenario berat, kita perkirakan bisa ada kenaikan 2,9 juta orang pengangguran baru dan kalau skenario yang lebih berat bisa sampai 5,2 juta,” ujarnya.

Dalam situasi sangat luar biasa, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 1 Tahun 2020 adalah untuk menalangi isu di dalam dua pilar, keuangan negara dan sektor keuangan karena seluruh tekanan baik di kesehatan, sosial, dunia usaha, semuanya nanti akan bermuara kepada keuangan negara.

“Bagaimana kita melakukan langkah-langkah untuk mengatasi Covid-19 di bidang kesehatan, baik pusat dan daerah, baik untuk membantu masyarakat dengan bansos, baik memberikan bantuan dunia usaha yang sekarang mengalami tekanan luar biasa, itu semuanya muaranya akan kepada APBN atau keuangan negara,” jelasnya.

Dalam situasi ini, menurut Menkeu, diperkirakan bahwa untuk skenario pertumbuhan ekonomi 2020 akan sangat tergantung dari jejak ke depan dari dampak Covid-19 ini.

“Untuk skenario yang berat yaitu dengan growth estimasinya 2,3 persen, kita melihat untuk kuartal kedua adalah kuartal yang paling berat, dimana pertumbuhan ekonomi bisa turun di 0,3 persen atau hampir mendekati 0 atau bahkan negative growth di minus 2,6, dan untuk kuartal ketiga akan ada recovery di 1,5 dan 2,8,” paparnya.

Kalau kondisinya akan berat dan cukup panjang, lanjut Menkeu, kemungkinan bahkan akan terjadi resesi, dimana dua kuartal berturut-turut Indonesia GDP-nya bisa negatif.

“Ini yang sedang kita upayakan untuk tidak terjadi. Memang sangat berat, namun ini adalah di dalam kita menghadapi kondisi yang luar biasa dan kita coba untuk atasi,” tandasnya. (Ahmad/Red).

Berita Terkait