Ironis, Jumlah Sirine Peringatan Bencana di Banten Hanya Ada Tiga Unit

sirine peringatan bencana

Ilustrasi. Dengan panjang pantai mencapai 500 kilometer, di Banten hanya terpasang tiga sirine peringatan bencana. (Istimewa)

SERANG, BINGAR.ID – Jumlah sirine peringatan bencana di Provinsi Banten masih jauh dari kata ideal. Soalnya saat ini hanya ada tiga sirine yang terpasang. Padahal panjang pantai di Banten mencapai 517 kilometer.

Kepala Bidang Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Banten, Juhriadi mengatakan, kekurangan sirine peringatan dini peringatan dini gempa dan tsunami itu harus menjadi perhatian dalam upaya kesiapsiagaan bencana.

“Jika dihitung panjang pantai di Banten sekitar 500 kilometer lebih, maka paling tidak Provinsi Banten butuh sekitar 150 buat sirine,” ungkapnya seperti yang dilansir RRI, Jumat (4/6/2021).

Baca juga: BNPB Dorong Literasi Sejarah Bencana Indonesia

Dia menyebut, tiga sirine yang terpasang itu terletak di Pasauran Kabupaten Serang, Labuan dan Panimbang di Kabupaten Pandeglang.

“Memang jumlah ini masih sedikit. Makanya kami telah mengajukan usulan ke Pak Gubernur, dan alhamdulillah beliau menyetujui untuk rencana penambahan. Meski belum tahu jumlahnya berapa nanti yang benar-benar disetujui,” terang Juhriadi.

Sementara Kepala Stasiun Geofisika Tangerang Suwardi juga mengamini bahwa jumlah sirine di Banten belum memadai.

“Tapi yang paling penting adalah bagaimana kesiapsiagaan masyarakatnya untuk menghadapi bencana. Karena secanggih apapun peralatan yang dipasang, tapi masyarakatnya tidak mau peduli menjadi percuma,” katanya.

Baca juga: Pemda Harus Tingkatkan Kesiapsiagaan dan Mitigasi Bencana pada Warga

Meski begitu, lanjutnya BMKG terus memberikan pelayanan terbaik. Salah satunya dengan terus menambah jumlah EWS yang terpasang disejumlah titik di Banten.

“Dari data itu ada 11 EWS yang sudah terpasang di perairan Banten. Alat ini sudah lengkap guna mendeteksi gejala dari gempabumi dan tsunami di wilayah Banten,” ucap Suwardi.

“Rentan waktu dari gempa sampai ada air ke bibir pantai itu berbeda-beda setiap wilayah. Misalnya untuk Pandeglang itu kisaran 8-10 menit. Lebak itu 20-30 menit. Sedangkan Cilegon itu bisa sampe 60 menit setelah terjadi gempabumi,” tutupnya. (Ahmad/Red)

Berita Terkait

Berita Terkait

Berita Terbaru