Bencana Hidrometeorologi Jadi Ancaman Transportasi Laut dan Udara

Ilustrasi (Pexels)

JAKARTA, BINGAR.ID – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan sejumlah antisipasi kemungkinan bencana akibat adanya peningkatan intensitas curah hujan dan fenomena La Nina.

“Untuk mengantisipasi adanya bencana hidrometeorologi, kami sudah melakukan sejumlah antisipasi khususnya di sektor perhubungan udara dan laut,” ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melalui rilis yang dikeluarkan Kemenhub, Rabu (14/10/2020).

Di sektor udara, Kemenhub telah menerbitkan Surat Edaran mengenai kegiatan penerbangan pada kondisi visibilitas atau jarak pandang yang terbatas karena faktor cuaca (Kondisi Weather Minima). Edaran tersebut ditujukan kepada penyelenggara angkutan udara, bandar udara, navigasi penerbangan, dan pelayanan informasi meteorologi penerbangan.

Baca juga: BMKG: Puncak La Nina Bulan Desember

“Kemenhub juga telah memetakan dan melakukan upaya antisipasi di 15 bandara yang berlokasi di daerah rawan tsunami seperti Bandara Binaka Gunung Sitoli, Minangkabau, Ngurah Rai, Balikpapan, Mamuju, Luwuk, Ende, Maumere, Melongguane, Ternate, Weda, Buli, Ambon, Manokwari, dan Biak,” ucap Budi Karya.

Sementara di sektor laut, kementerian telah menginstruksikan jajaran Direktorat Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) dan Kenavigasian, Distrik Navigasi, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan di seluruh Indonesia untuk melakukan upaya antisipasi.

“Kami meminta seluruh penyelenggara sarana dan prasarana transportasi dan stakeholder terkait lainnya untuk melakukan upaya antisipasi dan penanganan tanggap darurat,” ujar Menhub.

Baca juga: Empat Daerah di Banten Rawan Banjir Bandang dan Longsor

Antisipasi yang dilakukan antara lain penerbitan maklumat pelayaran jika terjadi cuaca buruk dan gelombang tinggi, mengoptimalkan tim respons cepat terkait kesiapsiagaan tanggap darurat, mengoptimalkan sarana bantu navigasi pelayaran dan telekomunikasi pelayaran melalui Vessel Traffic System (VTS), berkoordinasi dengan Basarnas, serta menyiagakan kapal patroli.

Kemenhub juga melakukan integrasi sistem sensor penerima peringatan atau sensor warning receiver system new generation yang dipasang di VTS pada pelabuhan-pelabuhan yang rawan Tsunami.

Penempatan alat penerima peringatan tersebut dipasang dibeberapa pelabuhan seperti di Bakauheni, Bali, Ambon, Teluk Bayur, dan di Marine Command Center (MCC) yang berada di kantor Pusat Kemenhub, Jakarta. (Aditya/Red)

Berita Terkait