Kenali Efek Samping Vaksinasi Anak 6-11 Tahun dan Penanganannya

Vaksinasi Anak

Seorang anak menangis saat menjalani vaksinasi COVID-19. (Antara/Raisan Al Farisi)

TANGERANG, BINGAR.ID – Vaksinasi bagi anak usia 6-11 tahun sudah memasuki hari ketiga. Sejumlah daerah juga terus menggencarkan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 umur 6-11 tahun, seperti di Kota Tangerang.

Namun, sebelum membawa anak untuk divaksin, orangtua harus mengetahui efek samping yang bisa terjadi pada anak, pasca-vaksinasi dan juga bagaimana menanganinya.

Baca juga: Hari Pertama Vaksinasi Anak 6-11 Tahun, 1.430 Anak Jadi Sasaran

Sekretaris Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kota Tangerang, dr Arifin Kurniawan Kashmir menjelaskan, berdasarkan literatur dan hasil penelitian yang telah dilakukan, penggunaan vaksin CoronaVac dari Sinovac pada usia 6-11 tahun aman dan dapat ditoleransi dengan baik.

“Indonesia bukan negara pertama dalam pelaksanaan vaksin usia 6-11.Sejumlah negara telah melakukannya lebih dulu, dengan itu Indonesia hanya sebagai negara lanjutan. Hasilnya, disejumlah negara tersebut KIPI yang dilaporkan bersifat lokal dan sistemik. Semua efek samping masih tergolong wajar dana man untuk dihadapi anak-anak,” papar dr Arifin, Kamis (16/12/2021).

Baca juga: Pandeglang Belum Bisa Vaksinasi Covid-19 Anak Usia 6-11 Tahun

Ia pun menjelaskan, KIPI yang bersifat lokal yang telah terjadi satu dua hari pelaksanaan di Kota Tangerang ialah tempat suntikan yang biasanya terasa nyeri, bengkak dan gatal. Sementara, gejala sistemik yang timbul seperti demam, batuk, sakit kepala, mual, muntah, sakit otot, dan kelelahan.

“Efek lokal dan sistemik tersebut yang terjadi, biasanya akan hilang setelah tiga hari pasca suntikan. Semua ini, tak perlu disikapi secara berlebihan, karena sudah dinilai para dokter sebagai sesuatu yang wajar. Perlahan akan berangsur membaik dan kembali normal,” jelasnya.

Baca juga: Pandeglang Kewalahan Kejar Target Vaksinasi 70 Persen

Dalam penanganan vaksinasi anak, kata dr Arifin, orangtua juga harus memperhatikan pemberian parasetamol, yang tidak diperlukan sebelum vaksinasi dilakukan. Jika tidak ada gejala, paracetamol tidak perlu dikonsumsi sebagai pencegahan.

“Kami para dokter menyarankan, orangtua memberikan paracetamol kepada anak, jika gejala demam sudah muncul yaitu ketika pasca vaksinasi. Bukan sebelum vaksin sebagai cara pencegahan, itu tidak benar,” tegasnya. (Sajid/Red)

Berita Terkait