LEBAK, BINGAR.ID – Pertanian masyarakat Baduy dipandang mampu memenuhi ketersediaan pangan dan meningkatkan ekonomi keluarga mereka. Kemampuan itu diapresiasi Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak.
“Kami menilai inovasi bercocok tanam warga Baduy kini sudah berkembang dan memberikan kontribusi pangan bagi masyarakat,” kata Kepala Distanbun Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar di Lebak, seperti yang dikutip dari Republika, Rabu (4/11/2020).
Baca juga: Rumahku Sekolahku : Belajar “Home Learning” Dari Urang Baduy
Masyarakat Baduy yang tinggal di tanah hak ulayat Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, kata dia, hingga kini belum pernah mengalami kelaparan. Masyarakat Baduy bercocok tanam di lahan ladang dengan sistem pola tumpang sari tanaman padi huma, sayur-sayuran, jahe, dan buah-buahan.
Selama ini, kata dia, mereka memenuhi kebutuhan pangan keluarga dengan setiap tahun menyimpan gabah hasil panen padi huma di lumbung pangan atau leuit. Saat ini, jumlahnya mencapai 4.000 lumbung.
Baca juga: Kemenparekraf Dukung Pembatasan Kunjungan ke Desa Suku Baduy
“Jika gabah itu disimpan rata-rata dua ton/lumbung dengan 4.000 lumbung maka produksi gabah mencapai 8 ribu ton. Persediaan pangan itu dipastikan surplus dengan penduduk di atas 11.000 jiwa,” katanya.
Tetua Adat Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Jaro Saija, mengatakan, saat ini jumlah penduduk Baduy mencapai 11.600 jiwa terdiri dari laki-laki 5.870 orang dan perempuan 5.750 orang.
Baca juga: Selama Bulan Kawalu, Baduy Terlarang Untuk Umum
Penghasilan andalan masyarakat Baduy, kata dia, semuanya dari hasil pertanian ladang dan kerajinan tenun, madu lebah, tas koja, serta gula aren.
“Semua warga Baduy itu bertani ladang untuk memenuhi ketersediaan pangan dan ekonomi keluarga,” katanya. (Agisna/Red)