LEBAK, BINGAR.ID – Sungai Ciberang di Kabupaten Lebak, kini dipasangi bronjong sepanjang 410 meter yang letaknya persis di Desa Banjar Irigasi, Kecamatan Lebak Gedong. Bronjong tersebut dipasang sebagai upaya untuk mengendalikan banjir akibat luapan Sungai Ciberang.
PPK Sungai Pantai I pada Balai Besar Wilayah Sungai Ciujung, Cidanau, Cidurian (BBWSC3), Reynaldo Vernandes Mattheus menjelaskan, pembangunan pengendalian banjir tersebut merupakan tindak lanjut dari peristiwa bencana banjir bandang yang melanda enam kecamatan di Lebak awal tahun 2020 lalu.
Baca juga: Dampak Banjir Bandang Awal Tahun Lalu, Ratusan Hektar Sawah di Lebak Masih Dipenuhi Lumpur
“Jadi penanganan yang paling cepat adalah dengan meredam energinya berikut menjaga limpasan ke bantaran atau sisi sebelah sungai. Jadi bronjong ini kami lakukan berikut dengan treatment galian dan timbunan sepanjang 410 meter, persis sebelah tikungan untuk mengamankan Pondok Pesantren Latansa,” ujarnya, Jumat (25/12/2020).
Adapun pemasangan bronjong itu dilakukan dengan teknik berundak yang memiliki empat tipe ketinggian, mulai dari ketinggian 4 meter hingga 8 meter. Pemasangan dengan teknik itu disesuaikan dengan limpasan air yang terjadi pada banjir 1 Januari 2020.
“Ada yang ketinggian 4 meter, 6 meter, 7 meter, dan 8 meter. Itu ketinggiannya untuk menjaga luapan air atau tinggi muka air banjir yang terjadi di Januari di 2020 lalu. Jadi bentuknya berundak,” jelasnya.
Baca juga: Selain Banjir, Hujan Akibatkan Puluhan Rumah di Lebak Rusak Dihantam Longsor
Reynaldo melanjutkan, dengan adanya bronjong tersebut, diharapkan bisa mengurangi dampak kerusakan saat banjir terjadi. Setidaknya setelah bronjong dipasang, tingkat kerusakan bisa ditekan menjadi 50 persen.
“Harapan kami ini bisa mengurangi dampak kerusakan banjir hingga 50 persen, karena ini hanya tanggap darurat, jadi bukan konstruksi paten. Tetapi ketika Ciberang debit airnya tinggi Desember lalu, dari hasil perhitungan kami itu sudah berfungsi 80 persen. Jadi secara hitung-hitungan angka sih output-nya atau manfaatnya sudah tercapai bahkan lebih,” terangnya.
Baca juga: Pemkab Lebak Siapkan Rp500 Juta Tangani Bencana Banjir dan Longsor
Namun demikian lanjut Reynaldo, pengendali banjir Sungai Ciberang harus dilakukan secara komprehensif supaya dampak kerusakan ketika banjir bisa ditekan seminim mungkin.
“Ini baru proses rehabilitasi atau pengamanan tanggap darurat. Tahun depan kami ajukan pengendali banjir yang komprehensif, salah satunya kami akan usulkan pembangunan Sabodam,” tutupnya. (Agisna/Red)