LEBAK, BINGAR.ID – Normalisasi Situ Palayangan di Desa Margajaya, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, selesai dikerjakan. Situ yang sempat mengalami pendangkalan sejak 2013 itu, dipersolek sejak beberapa bulan lalu dengan merevitalisasi sejumlah sektor.
Project Manager PT. Benteng Bangun Sejahtera, yang dipercaya menormalisasi situ tersebut, M. Dori Revaliana menjelaskan, semula revitalisasi Situ Palayangan ditargetkan selesai dalam waktu tujuh bulan. Akan tetapi pihaknya menyelesaikan hanya dalam durasi 4,5 bulan.
“Kontrak pekerjaan dimulai 20 April-15 November 2020. Tapi kami sudah selesaikan dalam waktu 4,5 bulan. Saat ini pekerjaan sudah selesai, kami tinggal menunggu proses PHO dan administrasi,” katanya, Sabtu (24/10/2020).
Baca juga: Situs Citaman dan Batu Goong, Piramida “Tersembunyi” Di Pandeglang
Dori membeberkan, selama proses normalisasi, pihaknya menggali sedimentasi situ yang menghasilkan 105 ribu kubik tanah. Kemudian situ yang berada di Jalan Raya Rangkasbitung-Leuwidamar itu, juga dilengkapi dengan Tembok Penahan Tanah (TPT) sepanjang 281 meter yang memiliki lebar 1,5 meter untuk jalur pedestrian. Serta memasang Bronjong sepanjang 290 meter.
“Untuk pekerjaan di situ ini ada bronjong, TPT, galian situ sekitar 105 ribu kubik dengan angkutan 67 ribu. Jadi mayor itemnya penggalian tanah dan angkutan situ. Minornya bronjong dan TPT. Kami juga bangun jalan inspeksi 550 meter, bentangan 5 meter,” ucapnya merinci.
Baca juga: Kemenparekraf Kembangkan Pariwisata Ramah Muslim di Kawasan Wisata Geopark Bayah Dome
PPK Danau, Situ, dan Embung Satker Pembangunan Bendungan pada Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian (BBWSC3), Arif Budi Santoso memaparkan, terakhir kali situ tersebut dinormalisasi tahun 2013 silam. Akibat sedimentasi yang memprihatinkan, maka pihaknya melakukan normalisasi situ yang memiliki luas areal 7,15 hektar itu.
“Rehabilitasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengairi sawah. Karena di sini ada sekitar 175 hektare area persawahan. Karena sudah lama tidak diperbaiki, akhirnya tahun 2020 kami realisasikan untuk direhab. Luas genangan airnya sekitar 5,68 hektare,” sebutnya.
Baca juga: Bosan Suasana Pantai di Lebak Selatan? Coba Rasakan Keasrian Wisata Air Cikoncang
Dia mengungkapkan, penataan Situ Palayangan dilakukan untuk mengembalikan fungsi situ sebagai daerah resapan dan sumber air bagi masyarakat. Memiliki daya tampung air potensial hingga 50 ribu meter kubik, BBWSC3 merencanakan penataan yang berkelanjutan.
“Selanjutnya mungkin ada kelanjutannya dengan dibangun jembatan dan pengerasan jalan kalau ada anggaran lebih,” kata Arif.
Arif memastikan, keberadaan Situ Palayangan nantinya akan memberi multi efek. Tidak hanya sebagai sumber air bagi sawah petani dan cadangan air saat kemarau, tapi juga bisa dimanfaatkan untuk sarana rekreasi.
Baca juga: Rasakan Kesegaran Curug Ciporolak yang Masih “Perawan”
“Tujuannya mengembalikan fungsi dan manfaat situ dan prasarananya secara maksimal untuk pemenuhan irigasi, perikanan air tawar, air baku maupun pariwisata. Karena letaknya di jalur menuju kawasan baduy sehingga bisa jadi transit bagi wisatawan,” imbuhnya.
Sementara seorang tokoh masyarakat setempat, Dedi Setiawan mengaku, wajah Situ Palayangan jauh lebih baik dibanding sebelumnya, yang mana sejak tahun 2013, penampakan situ dipenuhi rawa dan sedimentasi yang tinggi.
“Dulu setahu saya, di sini bukan danau. Jadi banyak rumput-rumputnya. Namun setelah dikelola balai, nampaknya keliatan lebih indah. Apalagi ke depannya ada perencanaan mau dibangun jembatan,” ucapnya.
Baca juga: Libur Panjang Akhir Oktober, Simak Tips Liburan Amannya di Tengah Pandemi
Setelah dilakukan normalisasi, dia meyakini memberi banyak manfaat bagi masyarakat. Apalagi kini mulai banyak warga yang melirik untuk membuka usaha. Dengan begitu Situ Palayangan diharapkan bisa ikut meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Selain untuk irigasi, bisa dimanfaatkan juga untuk rekreasi, tempat singgah pariwisata yang ke arah baduy. Bisa mampir ke sini. Jadi wisata alternatif. Sekarang dirasakan ada pemandangan dan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat dengan berdirinya warung-warung kecil,” tutupnya. (Agisna/Red)