LEBAK, BINGAR.ID – Satu lagi kesegaran yang dihasilkan Kabupaten Lebak dari potensi alamnya yang tidak pernah surut.
Curug Ciporolak, yang berada di Kampung Lebak Picung, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cibeber, siap memanjakan dan menghilangkan penat wisatawan yang datang.
Curug yang mempunyai ketinggian sekitar 20 meter itu, menjadi andalan desa setempat untuk menjadi salah satu sumber peningkatan perekonomian desa.
Baca juga: Eksotisme Curug Rame, Kombinasi Kesegaran Air Terjun dan Kesejukan Padi Nan Rimbun
Nama Ciporolak mengadopsi dari Bahasa setempat yang berarti reruntuhan atau berjatuhan. Hal ini mengacu pada peristiwa alam yang sering terjadi di lokasi tersebut. Di aliran Curug Ciporolak, kerap diselipi bebatuan kecil yag jatuh akibat terbawa deras arus dari hulu sehingga menimbulkan bunyi benda yang jatuh.
Kepala Desa Hegarmanah, Asep Mulyana mengatakan, wisata Curug Ciporolak kini menjadi salah satu potensi alam yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Diceritakannya, memang akses jalan untuk bisa sampai ke lokasi tersebut tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda empat lantaran jalannya yang sempit.
“Dikelola desa, hanya bayar parkir saja. (Tapi) tidak bisa untuk kendaraan roda empat. Jaraknya 11 kilometer dari jalan raya dan 2 kilometer dari permukaan warga,” katanya Asep, Kamis (23/7/2020).
Baca juga: Susuri Keindahan Air Terjun di Lebak yang Masih Asri
Akibat jalan yang belum dibenahi itu, belum banyak pengunjung yang menikmati kesegaran air terjun Ciporolak. Padahal Wisatawan yang menyukai travelling dan tantangan, trek menuju Curug Ciporolak dirasa sangat cocok untuk memacu adrenalin.
Karena curug tersebut menjanjikan kesegaran yang sulit dicari di daerah lain. Apalagi bagi pengunjung yang jenuh dengan hiruk pikuk dan kebisingan kota.
Salah seorang pengunjung Mamun berbagi pengalamannya ketika menikmati anugerah sang pencipta itu.
Baca juga: Pesona Alam Leuwi Bumi Pandeglang Yang “Mampu Menghipnotis Rasa”
Dia menceritakan, untuk bisa tiba ke Curug Ciporolak, pengunjung harus melewati hutan dengan jalan setapak yang belum terlapisi batu. Walaupun harus menempuh jalan yang tidak mudah, akan tetapi selama perjalanan menuju lokasi, wisatawan disajikan panorama alam masih murni. Udara segar pun dipastikan selalu mengikuti.
“Jauh sih, kurang lebih dua kilometer itu dari pemukiman warga. Awalnya jalannya rusak tapi ke curugnya itu jalannya masih jalan tanah. Bisa pakai motor juga, cuman lebih indah jalan kaki karena bisa menikmati hutan yang dilalui. Airnya jernih masih alami. Terus kedalaman air kurang lebih 2 meter, tinggi sih curugnya bagus,” kenang Mamun. (Syamsul/Red)