Sambut Tahun Baru Islam, Warga Kadu Gajah Masih Jalankan Tradisi Membuat Bubur Suro

Bubur Suro

Sejumlah ibu-ibu di Kampung Kadu Gajah membuat bubur khas yang disebut Bubur Suro untuk merayakan Tahun Baru Islam. (Bingar/Syamsul)

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Memasuki bulan Muharam pada kalender Islam, warga Kampung Kadu Gajah RT 01 RW 08, Kelurahan Pandeglang, Kecamatan Pandeglang, membuat hidangan bubur yang kerap disebut Bubur Suro.

Sajian ini sudah menjadi tradisi masyarakat setempat setiap kali memasuki perayaan tahun baru Islam atau 1 Suro.

Bubur khas ini dibuat oleh kaum ibu-ibu, yang kemudian dibagi dalam beberapa kelompok untuk menjalankan peran dan tugasnya dalam menyajikan hidangan Bubur Suro.

Baca juga: Bubur Syuro, Makanan Khas Banten yang Sarat Makna Tauhid

Berdasarkan pantauan, terlihat tiga wajan yang terisi adonan bubur dengan dimasak di atas tungku. Ibu-ibu silih berganti mengaduk adonan bubur menggunakan pelepah pisang. Namun karena saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19, kegiatan memasak itu menerapkan protokol kesehatan.

Ketua Dewan Kehormatan Mesjid Kadu Gajah, Aan Hamdullah mengatakan, bahan untuk pembuatan Bubur Suro merupakan hasil iuran yang dikumpulkan dari masyarakat.

“Ini iuran semua ada yang memberikan beras ada yang memberikan uang saja. Jadi gotong royong kita semua disini,” kata Aan saat ditemui di lokasi, Kamis (19/8/2021).

Bubur yang dimasak oleh kaum ibu-ibu ini akan dibagikan secara cuma-Cuma kepada masyarakat. (Bingar/Syamsul)

Dia menuturkan, bubur yang dihasilkan bakal dibagikan kepada seluruh warga yang ada di Kampung Kadu Gajah. Bahkan beberapa masyarakat yang tengah melaksanakan isolasi mandiri pun turut mendapatkan bubur.

“Kita bagikan ke seluruh lapisan masyarakat yang ada di Kampung Kadu Gajah, mulai dari anak-anak hingga ke orang tua semua mendapatkan. Termasuk yang tengah melaksanakan isolasi mandiri,” tuturnya.

Baca juga: Apem Bohay Cimanuk, Makanan Khas yang Diburu saat Ramadhan

Diharapkannya, dengan peringatan satu Suro ini, wabah pandemi bisa segera berakhir dan bisa mengembalikan kemakmuran di tanah air.

“Mudah-mudahan pandemi bisa segera berakhir dan kembali normal lagi agar perekonomian masyarakat kembali pulih,” harapnya.

Sementara dalam pembuatan bubur yang dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat itu, pihaknya menyediakan sebangak 25 liter beras, 5 kilo jagung, 5 kilo kacang hijau. Dimana, dari seluruh bahan tersebut menghasilkan kurang lebih 150 bungkus bubur. (Syamsul/Red)

Berita Terkait