Sambut New Normal, Wedding Organizer Sediakan Paket “Rugi”

Pengusaha WO asal Kampung Batukuda, Desa Sindangjaya, Kecamatan Saketi, Agus Nurul Husna (Istimewa)

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Wacana penerapan kenormalan baru atau new normal, disambut suka cita oleh pengusaha Wedding Organizer (WO).

Bagi mereka, kenormalan baru menjadi angin segar untuk memulihkan industri event pernikahan yang sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19.

Demi menyambut masa kenormalan baru, seorang pengusaha WO di Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang, menyiapkan paket promo menarik bagi pasangan yang ingin melangsungkan pernikahan.

“Adanya aturan baru yang akan diterapkan pemerintah berupa new normal, merupakan angin segar untuk memulai usaha tersebut dalam rangka pemulihan pendapatan selama masa pandemi Corona,” ujar salah seorang pengusaha WO asal Kampung Batukuda, Desa Sindangjaya, Kecamatan Saketi, Agus Nurul Husna, Sabtu (30/5/2020).

Dia menyebut, kini sedang menyiapkan paket menarik bagi pasangan yang ingin merayakan hari bahagianya di tengah pandemi Covid-19. Agus mengungkapkan, pihaknya akan menyediakan pengukur suhu tubuh, penyanitasi tangan, hingga masker.

“Kami ikuti aturan pemerintah, bahkan kami membuat program promo dengan menyediakan beberapa alat pencegahan Covid-19, seperti memberi hand sanitizer gratis, masker dan menyediakan alat tes suhu tubuh untuk dapat digunakan klien pada saat menggelar resepsi,” katanya.

Dia menjelaskan, meski mengaku rugi, akan tetapi dia rela menyiapkan berbagai perlengkapan antisipasi Covid itu supaya tamu undangan tetap merasa aman.

“Meskipun dianggap rugi, semua itu dilakukan agar karyawan bisa beraktivitas lagi agar mendapatkan penghasilan,” tambahnya.

Agus menambahkan, sebelum ada pandemi, WO-nya sudah menerima pesanan sejak jauh-jauh hari. Namun karena wabah makin meluas, pihaknya bersama klien sepakat untuk membatalkan semua agenda. Bahkan penurunan itu dihitung mencapai 75 persen.

“Akibat wabah ada 12 klien yang minta ditunda. Selama Covid penghasilan paling acara akad aja, paling pasang bacdrop di rumah semacam acara tunangan,” bebernya.

Padahal sebelum adanya wabah, Agus sering mendapatkan penghasilan sekitar Rp50 juta perbulan. Baginya angka itu sudah bisa menutupi honor karyawannya.

“Jujur, rata-rata sebelum wabah ini terjadi sebulan kurang lebih omzet kami diangka Rp50 juta,” tegasnya. (Azis/Red).

Berita Terkait