Salakanagara Kerajaan Tertua di Bumi Nusantara

Foto : Istimewa

Bila terpahat sebuah nama, akan terbaca sebuah jasa. Bila terlihat sebuah perjuangan, akan terkesan sebuah kenangan. Bila selalu berkaca pada perjalanan waktu, maka takan mampu mengubah prilaku. Bila sadar akan keberadaan sejarah, maka mampu mengubah caci dan maki menjadi puji. Karena kata hati tak pernah berdusta”.

Sejarah, bukan hanya perjalanan waktu, tahun demi tahun, atau masa demi masa. Namun untaian sejarah, merupakan sebuah nilai historis dari masa silam yang berharga, untuk sama-sama di eja penjabarannya. Agar menjadi mutiara jiwa, hingga membawa ingatan, serta menumbuhkan rasa memiliki, sebagai aset berharga. Karena nilai-nilai itu, merupakan sebuah ciri dari bangsa yang berbudaya.

Dikisahkan dalam sebuah buku Pustaka Rajya-Rajya I Bumi Nusantara, Karya Pangeran Wangsakerta-Cirebon, cetakan tahun 1677 Masehi. Bahwa Dewawarman merupakan salah seorang saudagar kaya, yang berasal dari negeri Pallawa (India Selatan-red), yang sempat berkuasan di Bumi Nusantara berabad-abad tahun silam. Yang mana di ceritakan, Dewawarman pertama kali menginjakan kakinya di Bumi Nusantara ini, sekitar tahun 120 Masehi, yang kemudian menetap dan menikah dengan salah seorang putri penguasa Dukuh Pulosari, yang letaknya dikawasan Cihunjuran, daerah pesisir Gunung Pulosari saat ini.

Foto : Istimewa

Aki Tirem penguasa Dukuh Pulosari yang memiliki putri kinasih bernama Nyi Pwahci Larasati, ketika itu dijodohkan oleh ayahnya pada Dewawarman, yang kemudian Padukuhan yang letaknya di pesisir Gunung Pulosari tersebut, sepeningal Aki Tirem diserahkan kekuasaanya pada Dewawarman. Hingga selanjutnya Padukuhan yang semula kecil tersebut, dimekarkan menjadi sebuah kerajaan, bercorakan Hindu.

Sebuah kerajaan yang dibangun dari Padukuhan Pulosari itu, oleh Dewawarman diberi nama Salakanagara, yang berarti “Negara Perak”, dan memiliki nama ibu kota Rajatapura. Letaknya berada di daerah sekitar Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang-Banten saat ini. Dimana kurang lebih 38 tahun kepemimpinan Dewawarman, kerajaan yang berdiri pada tahun 130 Masehi tersebut, tumbuh dan berkembang mejadi sebuah komunitas masyarakat, yang beragama dan berbudaya Hindu-Pallawa.

Dewawarman pertama kali berkuasa di Kerajaan Salakanagara, yakni pada tahun  130 Masehi, yang kemudian meninggal pada tahun 168 Masehi, dan tahta kerajaan itu pun, dilanjutkan oleh putranya yang bernama Prabu Digwijayakasa Dewawarmanputra, atau lebih dikenal dengan julukan Dewawarman II (168-195 M). Yang selanjutnya, Salakanagara pun berkembang menjadi sebuah kerajaan besar, dengan membawahi kerajaan-kerajaan kecil di Tatar Jawa.

Dikisahkan pula, pada tahun 358 Masehi, semasa kepemimpinan Dewawarman VIII, menantunya yang bernama Jayasingawarman, mendirikan sebuah kerajaan lagi di sekitar Bekasi saat ini, dengan nama Tarumanagara. Yang pada akhirnya, pada tahun 362 Masehi, Kerajaan Salakanagara pun runtuh pamornya, oleh kerajaan Tarumanagara, yang merupakan kerabat dari Dinasti Warman Salakanagara.

LOKASI SEJARAH

Foto : Istimewa

Kerajaan Salakanagara, berada di Kampung Cihunjuran, Desa Cikoneng, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang. Dimana dikawasan tersebut, terdapat komplek Menhir dan beberapa Situ Mata Air, seperti tiga menhir besar, tujuh menhir kecil, dan ada tujuh mata air, yang juga di kenal dengan sebutan Sumur Tujuh. Dikawasan itu juga, terdapat batu-batuan berpahat, seperti prasasti dan epigrafi (Batu Peta, Batu Bertulis-red).

Situs Cihunjuran, konon diceritakan sebagai pusat kabuyutan komunitas Aki Tirem, leluhur Salakanagara. Bahkan Cihunjuran pun, tempat berkumpul/musyawarah tokoh-tokoh spiritual Salakanagara, yang juga di percaya sebagai “Mandala” (kota suci-red) Salakanagara. Sedangkan Kota Mandalawangi saat ini, di yakini sementara sejarawan sebagai ibu kota dari Kerajaan Salakanagara saat itu. Waullahu alam bisawab. (Agisna)

Berita Terkait