Bangunan Saksi Sejarah Yang Kini Mulai Terlupakan
PANDEGLANG, BINGAR.ID – Area perkotaan Pandeglang sebagaimana umumnya perkotaan di Pulau Jawa memiliki tinggalan gedung-gedung tua bekas kantor atau pemukiman orang Belanda selama menjajah Indonesia. Dimana tinggalan gedung-gedung tua eks Belanda itu, mayoritas terkumpul di seputaran Alun-Alun Pandeglang, seperti halnya yang sudah kita ketahui bersama, yakni gedung Pendopo Bupati, Kodim 0601 Pandeglang, gedung eks Rumah Sakit, hingga Rumah Tahanan (Rutan) Pandeglang.
Tapi di balik itu semua, ternyata masih ada tinggalan-tinggalan Belanda yang tersisa di area perkotaan Pandeglang, namun tak banyak diketahui masyarakat. Istilah kerennya sih “hidden gem” atau permata tersembunyi. Padahal, letaknya tak bisa dibilang tersembunyi juga, hanya saja lantara banyak diantara masyarakat tidak ”ngeuh” sadar, bila bangunan itu adalah bangunan bersejarah, bahkan menganggap bangunan kekinian karena kebanyakan sudah diubah atau ditambah, sehingga kehilangan ciri khasnya sebagai bangunan dengan gaya arsitektur Belanda.
Baca Juga : Sulinggih Bali Saba Banten 1 : Persamaan Budaya Sunda Banten Dengan Bali
Salah satunya adalah Cafe yang berada di pinggiran Alun-Alun Pandeglang, yang merupakan salah satu cafe yang masih menyisakan bangunannya kuno. Dengan atap plafon tinggi, bukaan pintu dan jendela yang lebar, serta dinding tembok tebal, yang merupakan ciri khas arsitektur bangunan Belanda. Di situ juga masih tinggal satu keluarga pemilik bangunan, sehingga masih lumayan terjaga keasliannya. Sedangkan salah satu cafe lainnya sudah tertutup oleh bangunan kekinian, karena sang pemilik membangun semacam teras di depan bangunan tua tersebut, sehingga bila dilihat sekilas, orang tidak akan tahu kalau itu adalah bangunan bersejarah.
Dari data yang dirangkum, bangunan cafe itu termasuk bangunan Grha Pancasila, dahulu adalah Komplek Mess bagi pejabat dan perwira tentara Belanda. Di masa kemerdekaan, di mana aset aset pemerintah Belanda dilucuti dan diambil alih oleh Republik Indonesia, dua Cafe tersebut dijadikan rumah dinas bagi pejabat pemerintahan Republik Indonesia.
Baca Juga : Sulinggih Bali Saba Banten 2 : Asal Muasal Kailasa atau Gunung Pulosari
Cafe pertama yang kini berada di sebelah Kantor Disdukcapil, dahulu adalah rumah dinas bagi Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bagian Pengairan di era pemerintahan Belanda. Sedangkan cafe sebelahnya, adalah bekas Mess Perwira tentara Belanda yang kemudian dijadikan rumah Sekda Pasca Kemerdekaan.
Kantor Disdukcapil sendiri, dahulu merupakan bangunan Belanda tapi kini tak tersisa sedikitpun. Padahal pasca kemerdekaan, bangunan itu masih difungsikan sebagai Pengadilan Negeri Pandeglang dengan ciri khas tembok batu dan memiliki kolam ikan hias besar di bagian depannya.
Selain itu, di area yang kini menjadi Grha Pancasila, gedung Kormin PGRI Pandeglang, dan SDN 4 Pandeglang di RT02/RW04 Kampung Gardutanjak, Kelurahan Pandeglang, Kecamatan Pandeglang, juga ada bangunan-bangunan yang dibangun untuk ditempati oleh para tentara Belanda. Saya menduga itu adalah barak militer untuk para prajurit yang pangkatnya lebih rendah dari perwira karena lokasinya berada di bagian belakang serta samping mess perwira yang terletak di pinggir jalan raya.
Baca Juga : Sulinggih Bali Saba Banten 3 : Kailasa Dan Kisah Aki Tirem Salakanagara
Bangunan barak itu kini sudah lenyap tak tersisa, karena di atasnya dibangun Grha Pancasila, gedung Kormin PGRI serta SDN 4 Pandeglang dan hanya menyisakan penampungan air berbentuk tabung raksasa yang sampai kini masih ada.
Sebelum menjadi seperti sekarang, bangunan Belanda di bagian belakang Grha Pancasila sempat dipertahankan beberapa waktu karena dipakai sebagai bangunan SDN 2 Pandeglang. Tapi lama-kelamaan bangunan itu akhirnya diruntuhkan, karena dibangun SD yang lebih luas karena siswanya dilebur dengan siswa SDN 4 yang semula lokasinya berada di depan kantor Kodim atau kini adalah kantor DPRD Pandeglang. (Bersambung)
Penulis : Chandra Dewi (Wartawan Bingar.id)