PANDEGLANG, BINGAR.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang mencetus Gerakan Pola Asuh Orang Tua Cegah Atasi Stunting atau Gelora Cinta, sebagai cara baru menekan prevalensi stunting atau tengkes.
“Program ini merupakan sebuah gerakan gotong royong masyarakat untuk mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, kuat dan tidak stunting atau tengkes, melalui kepedulian para pihak sebagai orang tua asuh,” ucap
Sekretaris Daerah (Sekda) Pandeglang, Ali Fahmi Sumanta saat rapat koordinasi kemitraan Gelora Cinta di Oproom Sekretariat Daerah (Setda) Pandeglang, Kamis (23/1/2025).
Baca Juga : Sekda Pandeglang Lantik 40 Pejabat Eselon III dan IV
Dia menilai, gerakan ini sangat relevan dalam konteks upaya menurunkan prevalensi tengkes di Kabupaten Pandeglang. Menurut Sekda, persoalan tengkes adalah isu strategis yang memerlukan perhatian serius dari semua pihak.
“Stunting bukan hanya persoalan kesehatan semata, tetapi juga berdampak terhadap sumber daya manusia yang akan menjadi generasi bangsa,” kata dia.
Baca Juga : Sekda Dorong Peningkatan Layanan Keterbukaan Informasi Publik
Oleh karena itu, Fahmi menilai bahwa intervensi yang holistik, terintegrasi dengan melibatkan berbagai pihak menjadi kunci dalam upaya pencegahan dan penanganan tengkes di Pandeglang.
“Mari kita jadikan gerakan pola asuh orang tua cegah atasi stunting ini sebagai momentum untuk memperkuat komitmen bersama dalam mewujudkan generasi Pandeglang yang sehat, cerdas, dan berkualitas,” ujar Fahmi.
Sementara Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Pandeglang, Nuriah menyampaikan, program Gelora Cinta merupakan tindak lanjut dari program Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting).
Baca Juga : Belum Juga Melantik Sekda Definitif, Ini Alasan Irna
“Yang masuk dalam orang tua asuh yaitu Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD, individu atau perorangan, LSM atau komunitas, swasta, perguruan tinggi atau akademisi, dan media,” katanya.
Adapun target sasaran penerima keluarga terdampingi di Kabupaten Pandeglang sebanyak 7.209 keluarga. Terdiri atas ibu hamil, ibu yang memiliki baduta/menyusui yang berusia 0-23 bulan, serta balita 24-59 bulan dari keluarga berisiko tengkes.
“Bentuk bantuan yang diberikan dapat berupa bantuan nutrisi seperti pemberian pangan lokal kaya protein hewani, dan kecukupan gizi dalam bentuk makanan siap santap atau kudapan,” tutur Nuriah. (Ahmad)