PANDEGLANG, BINGAR.ID – Kabupaten Pandeglang saat ini sudah memasuki puncak musim panen, yang diperkirakan berlangsung sejak Maret-April 2021.
“Sebelumnya memang sudah ada panen raya kemarin, seperti di daerah Cikeusik. Nanti akan berlanjut ke daerah Sobang dan Panimbang. Puncaknya memang awal April,” ujar Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Pandeglang, Anton Khaerul Samsi, Sabtu (20/3/2021).
Baca juga: Puncak Panen di Pandeglang Seluas 19.638 Hektare
Meski sudah memasuki musim panen raya, namun ada kekhawatiran dari petani. Anton menyebut, petani kerap dirugikan ketika musim panen raya lantaran harga gabah yang sering anjlok.
“Namun yang jadi persoalan adalah harga jual gabah petani yang anjlok. Kalau menurut HPP (Harga Pokok Penjualan), GKP (Gabah Kering Panen) itu Rp4.200 per kilogram dengan kualitas yang baik. Tapi kalau sekarang bisa mencapai Rp3.000-Rp3.500 per kilogram,” keluhnya.
Baca juga: Duh! Pemerintah Bakal Impor Beras Lagi 1 Juta Ton
Oleh karena itu, Anton mendesak pemerintah untuk menstabilkan harga gabah, salah satunya melalui penyerapan maksimal dari BUMD maupun BUMN.
“Penyerapan dari BUMD dan BUMN belum maksimal karena mereka melihat dari kualitas, tidak bisa membeli langsung dari petani. Ini yang harus dipikirkan pemerintah untuk menstabilkan harga gabah,” jelasnya.
Baca juga: 109.597 Hektare Sawah di Banten Diperkirakan Panen Raya Maret-April
Musim panen di Pandeglang kali ini, luasanya diperkirakan mencapai 19.638 hektare. Dari luasan itu, diprediksi Pandeglang mampu memproduksi Gabah Kering Panen (GKP) sekitar 117.990 ton, gabah kering giling 101.471 ton, dan 63.927 ton beras. (Ahmad/Red)