Musim Kemarau di Pandeglang Tahun Ini Diklaim Tidak Akan Separah Tahun Lalu

Ilustrasi petani yang menanam padi saat musim kemarau (Foto: Antara/Wahdi Septiawan)

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Pandeglang mengklaim musim kemarau tahun ini tidak akan separah tahun lalu. Alasannya, kemarau kali ini tidak membuat intensitas tanah kering sehingga masih bisa dimanfaatkan.

“Kemarau tapi intensitasnya basah tidak seperti tahun kemarin,” klaim Kepala Distan Pandeglang, Budi Januardi, Rabu (5/8/2020).

Baca juga: BMKG: Sebagai Wilayah Indonesia Selatan Segera Masuki Musim Kemarau

Maka dari itu, Budi mengajak petani melakukan metode Gerakan Percepatan Olah Tanah (GPOT). Hal tersebut dilakukan supaya mencapai tiga kali musim panen dalam satu tahun.

“Ada beberapa langkah yang kita lakukan di antaranya adalah gerakan percepatan oleh tanam dan tanah (GPOT) jadi yang biasanya dua kali dalam setahun ini musim tanamnya tiga kali seperti tadi. Tadi juga GPOT,” jelasnya

Untuk mendukung gerakan percepatan olah tanah tersebut, Distan akan menurunkan beberaap alat mesin pertanian (Alsintan) yang diharapkan bisa membantu para petani melakukan musim tanam yang ketiga.

Baca juga: Bulog Janji Beli Padi Petani Pandeglang Dengan Harga Mahal

“Dengan melakukan bantuan alat-alat mesin pertanian dari mulai oleh tanah traktor kita turunkan kemudian pompa-pompa air asal di tempat itu ada sumber air,” cetusnya.

“Kami sudah menyampaikan usulan GPOT untuk tahun ini ada 3.641 hektar di 9 kecamatan, di Cikeusik sendiri 513 hektar, untuk menangani di musim kemarau ini untuk supaya yang tadi dua kali tanam menjadi tiga kali melalui gerakan percepatan olah tanah,” tandasnya.

Bupati Kabupaten Pandeglang, Irna Narulita menambahkan, kemarau tahun 2020 tidak terlalu ekstrim seperti tahun sebelumnya lantaran masih ada hujan yang menyebabkan lahan pertanian menjadi basah.

Baca juga: Irna Narulita Minta Perda LP2B Segera Dirampungkan

Untuk itu ia meminta petani bergerak cepat melakukan koordinasi dengan Distan untuk kebutuhan pengairan lahan sawah.

“Kalau ada sumber air kita bantu dengan pipanisasi, pompanisasi, tapi petaninya ada usaha, masyarakat atau petani juga ada usah, bisa survive. Tahun ini tidak terlalu ekstrim seperti tahun lalu, ini musim kemarau tapi masih ada hujan kadang-kadang seminggu ada hujan satu atau dua kali, tahun lalu mah el-nino,” katanya. (David/Red)

Berita Terkait