SERANG, BINGAR.ID – Provinsi Banten mengalami pertumbuhan ekonomi yang impresif. Soalnya selama triwulan II tahun 2022 naik menjadi 5,70 persen. Angka ini lebih tinggi 0,95 persen dibanding triwulan I ditahun yang sama.
Bahkan apabila dibanding dengan data pertumbuhan dari tahun ke tahun atau year-on-year, pertumbuhan ekonomi Banten triwulan kedua ini lebih tinggi dari rata-rata nasional yang hanya 5,44 persen.
Baca juga: Intip Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2022 dan 2023
Pertumbuhan ekonomi Banten yang impresif ini, ditopang dari sejumlah sektor, seperti sektor transportasi dan pergudangan, jasa asuransi dan keuangan, informasi dan komunikasi.
“Kemudian sektor industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, serta sektor real estat,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, Dody Herlando dalam rilis Pertumbuhan Ekonomi Banten Triwulan II 2022 secara virtual, Jumat (5/8/2022).
Baca juga: Resmikan Tol Serang-Panimbang Seksi I, Jokowi: Pengungkit Pertumbuhan Ekonomi Banten
Dia menilai, pertumbuhan ini tak lepas dari kondisi sosial masyarakat yang meningkat karena lebaran Idulfitri 1443 Hijriah lalu yang lebih meriah dibanding beberapa tahun sebelumnya.
“Secara year-on-year ini mencerminkan perkembangan akselerasi, dari semula 4,97 persen. Ini patut disyukuri dalam situasi ketidakpastian dunia, Indonesia kondisi ekspornya masih bagus, industrinya juga main membaik dan permintaan domestiknya juga cukup tumbuh. Ini lah yang membuat ekonomi Banten meningkat,” terangnya.
Baca juga: Bansos Dianggap Tak Efektif Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi
Dody membeberkan, tingginya pertumbuhan ekonomi Banten triwulan II ini menempatkan Bumi Jawara sebagai provinsi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua se-Pulau Jawa. Banten hanya kalah dari Jawa Timur yang mencatat pertumbuhan ekonomi year-on-year sebesar 5,74 persen.
“Meskipun demikian, kelanjutan pertumbuhan ekonomi triwulan II di Banten ini patut ditunggu. Karena masih dibayangi tekanan inflasi, krisis energi dan pangan, Covid yang masih ada walaupun sedikit, serta proteksi beberapa negara tertentu,” tandasnya. (Ahmad)