JAKARTA, BINGAR.ID – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan mengevaluasi vaksin pfizer usai kabar kematian 33 lansia usai disuntik asal Amerika Serikat itu.
Evaluasi itu sekaligus menjadi rujukan apakah vaksin Pfizer aman diberikan kepada lansia di Tanah Air. Sebab sejauh ini, kriteria penggunaan vaksin asal China, Sinovac di Indonesia hanya diberikan untuk rentang usia 18-59 tahun.
Baca juga: Kemenkes Berencana Buat Sertifikat Vaksin Digital Pengganti Syarat PCR Bepergian
“Itu bisa saja hal seperti itu menjadi catatan. Tapi kita lihat berapa banyak sih yang sudah disuntik Pfizer, sudah banyak kan? Jadi memang kalau bicara efek samping harus kita lihat kembali, apakah laporan memang betul-betul ada efeknya seperti itu,” kata Juru Bicara Program Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, Selasa (19/1/2021).
Nadia menjelaskan, sejauh ini pihaknya masih menunggu keabsahan laporan terkait Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) itu.
Pfizer merupakan satu dari tujuh merek vaksin yang bakal digunakan di Indonesia. Ketetapannya diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) Nomor HK.01.07/ Menkes/12758/ 2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disesase 2019 (Covid-19) yang diteken Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada 28 Desember 2020 lalu.
Baca juga: Pengadaan Vaksin Berpotensi Timbulkan Korupsi dan Benturan Kepentingan
Ketujuh vaksin tersebut diproduksi oleh Bio Farma, Astra Zeneca, Sinopharm, Moderna, Novavax Inc, Pfizer Inc and BioNtech, dan Sinovac Biotech.
Pemerintah Norwegia sebelumnya telah memastikan bahwa kematian 33 lansia itu tak berhubungan dengan pemberian vaksin Pfizer.
“Lagipula nanti seluruh vaksin akan diperiksa oleh BPOM untuk memastikan dan vaksin Pfizer bisa digunakan pada orang dengan kondisi tertentu. Kita juga mempertimbangkan manfaat Pfizer karena mungkin menutup kekurangan dari vaksin yang lain,” jelasnya.
Sebelumnya sempat dikabarkan 33 lansia di Norwegia meninggal usai menerima suntikan vaksin.
Baca juga: WH Tak Ikut Divaksin, Tapi Wajibkan Masyarakat untuk Divaksin
Kendati demikian, Kepala Bidang Pengobatan Badan Kedokteran Norwegia, Dr. Steinar Madsen, menyatakan kematian puluhan penghuni panti jompo itu diperkirakan tidak berkaitan langsung dengan vaksinasi.
Menurut laporan, 33 penghuni panti jompo yang meninggal usai disuntik vaksin Covid-19 sempat mengalami sakit keras. Namun, sebagian dari mereka memang kondisi kesehatannya sudah menurun dan diperkirakan memang tidak lama lagi meninggal.
Menurut Madsen, efek samping vaksin yang umum terjadi saat pasien yang lanjut usia itu disuntik bisa mengakibatkan komplikasi berat. Akan tetapi, menurut dia bahaya infeksi Covid-19 jauh lebih besar ketimbang vaksinasi. (Ahmad/Red)