Intip Perkembangan Bendungan Karian, Bendungan Terbesar Ketiga di Indonesia

Bendungan Karian

Grand View Bendungan Karian di Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak. (Dok. BBWSC3)

SERANG, BINGAR.ID – Pengerjaan Bendungan Karian di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, ditargetkan selesai pada akhir tahun 2022 mendatang. Sebab diawal tahun 2023, rencananya akan mulai dilakukan pengisian air awal sebelum betul-betul dimanfaatkan pada tahun 2024.

“Target penyelesaian keseluruhan tahun 2023, yang mana awal tahun 2023 dilakukan impounding atau pengisian awal waduk sehingga diharapkan pada 2024 bisa dimanfaatkan,” kata Kepala SNVT Pembangunan Bendungan pada Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung Cidurian (BBWSC3), Yubra Arnasa di Serang, Jumat (29/10/2021).

Dia membeberkan, saat ini pekerjaan bendungan yang dibangun sejak tahun 2015 silam itu sudah mencapai 88 persen.

Baca juga: Waduk Karian dan Sindangheula Diyakini Mampu Kendalikan Banjir di Banten

“Saat ini progres mencapai 88 persen. Untuk pekerjaan utama timbunan bendungan kini menyisakan 4 meter elevasi. Diharapkan akhir tahun ini timbunannya selesai,” ucapnya.

Dia mengakui dalam pekerjaannya ditemui sejumlah kendala. Seperti pada tahun 2019 lalu yang mengalami kesulitan dalam memenuhi ketersedian material batu untuk timbunan.

“Masalah batu bisa diselesaikan, karena sejak tahun 2019 suplai batu kami dapat dari Bogor, sehingga progres timbunannya akan selesai akhir tahun 2021,” imbuh Yubra.

Disamping menyelesaikan timbunan bendungan, pihaknya juga tengah menuntaskan pembangunan Terowongan Ciuyah. Terowongan sepanjang 1,3 kilometer ini, merupakan transisi untuk menyalurkan air baku dari Bendungan Karian menuju pipa Karian-Serpong Conveyance System (KSCS) yang membawa air menuju wilayah Tangerang Raya dan sebagian Jakarta bagian Barat.

Baca juga: Luhut Beberkan Sejumlah Fokus Pembangunan Prioritas di Banten

“Kami harap tahun 2022 seluruh pengerjaan di Terowongan Ciuyah selesai sehingga target kami di awal 2023 untuk pengisian air awal bisa tercapai,” katanya.

Adapun untuk pembebasan lahan, dia menyebut hanya menyisakan 30 persen. Lahan yang belum dibebaskan itu mencakup tanah milik masyarakat, sarana ibadah, sekolah, dan kantor desa.

“Tahun ini pekerjaan terbesar kami adalah pembebasan lahan. Karena lahan yang belum bebas ada 30 persen yang seluruhnya 2.200 hektare,” tandas pria berkacamata itu.

Baca juga: 18 Bendungan Baru Terbangun Selama 5 Tahun

Bendungan Karian termasuk dalam tipe bendungan urugan batu dengan inti tegak. Luas lokasinya mencapai 2.226,44 hektar yang mampu memuat air sebanyak 314,7 juta m3. Dengan fakta tersebut, Bendungan Karian tercatat sebagai bendungan terbesar ketiga setelah Bendungan Jatiluhur dan Bendungan Jatigede.

Secara fungsi, Bendungan Karian akan membantu suplai air baku sebanyak 13,9 m3/detik untuk kebutuhan irigasi, rumah tangga, kantor, maupun industri di tiga provinsi. Titik yang dimaksud, mencakup Provinsi Banten sebesar 9,5 m3/detik, Kabupaten Bogor sebesar 0,2 m3/detik, serta DKI Jakarta sebesar 4,2 m3/detik.

Selain bermanfaat untuk suplai air baku dan irigasi, Bendungan Karian merupakan bendungan multifungsi yang mampu menjadi pengendali banjir, serta berpotensi sebagai sarana rekreasi dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). (Ahmad/Red)

Berita Terkait