Rehabilitasi Jaringan Irigasi Cibaliung Sepanjang19 Kilometer Rampung

Jaringan Irigasi Cibaliung

Rehabilitasi Jaringan Irigasi Cibaliung terbagi dalam dua paket, irigasi primer dan sekunder yang keduanya sebelah kiri dari irigasi dengan total panjang mencapai 19 kilometer. (Dok. BBWSC3)

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Rehabilitasi jaringan irigasi Cibaliung di Kabupaten Pandeglang yang dimulai sejak bulan Mei 2020 rampung dikerjakan pada November 2021 kemarin. Panjang rehabilitasi itu mencapai 19 kilometer, yang terbagi dalam dua paket pekerjaan.

Paket pertama merupakan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Primer Cibaliung kiri dengan panjang 15,4 kilometer dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Sekunder Cibaliung kiri sepanjang hampir 4 kilometer yang meliputi dua titik, saluran sekunder Cileungsir dan Cangkore dengan masing-masing panjang sekitar 2 kilometer.

Baca juga: Dua Proyek Irigasi Mulai Dikerjakan, DPUPR Pandeglang Minta Kontraktor Tak Asal

“Kalau dijumlahkan luasan areal sawah di Cibaliung kiri itu mencapai 1.801 hektare dan yang kami rehabilitasi saat ini sudah 1.504 hektare,” kata Pelaksana Teknis PPK Irigasi dan Rawa I pada SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air BBWSC3, Gilang Bela Ramadhan, Jumat (17/12/2021).

Rehabilitasi jaringan irigasi ini melintasi sembilan desa di Kecamatan Cikeusik. Untuk jaringan irigasi primer Cibaliung kiri, meliputi Desa Parungkokosan, Naggala, Cihunjuang, Cikeusik, Rancaseneng, dan Desa Sukaseneng. Sementara jaringan irigasi sekunder, melintasi Desa Nanggala, Cikeusik, Rancaseneng, Sukamulya, Umbulan, dan Desa Sumurbatu.

Baca juga: Petani Alaswangi Keluhkan Sampah Kiriman yang Menutup Saluran Irigasi

Gilang menjelaskan, rehabilitasi itu dilakukan untuk meningkatakan indeks pertanaman atau intensitas tanam. Setelah rampung direhabilitasi, intensitas tanam di daerah tersebut diharapkan bertambah menjadi 230 persen dari sebelumnya hanya 180 persen. Dengan begitu diharapkan dampaknya bisa meningkatkan produktivitas pertanian di Kecamatan Cikeusik yang dikenal sebagai lumbung pangan Pandeglang.

“Kondisinya secara struktural rusak. Sebelumnya air itu terhenti di HM 58, jadi dari bendung air irigasi yang mengalir hanya 5,8 kilometer. Dititik tersebut liningnya sudah hancur jadi air langsung bocor keluar saluran sehingga petani di hilir tidak menerima air irigasi dari bendung,” jelasnya.

Baca juga: Intip Perkembangan Bendungan Karian, Bendungan Terbesar Ketiga di Indonesia

“Dan setelah direhab, kami lakukan uji coba pengairan dimana airnya kami ambil dari Bendung Cibaliung dan hasilnya, air mengair hingga HM 140 atau 14 kilometer,” sambungnya.

Selain saluran, disepanjang jaringan irigasi itu juga telah dibuat saluran pembuang yang mencakup tiga titik, meliputi Saluran Pembuang Cangkore, Cipedesan, dan Cibalagung dengan total panjang 13,7 kilometer.

“Selain saluran, pintu air, bangunan irigasi (juga) kami rehab. Jalan inspeksi kami lakukan pengerasan. (Rehabilitasi jaringan irigasi) Cibaliung kanan akan kami tangani tahun depan, jadi bertahap,” tandas Gilang. (Ahmad/Red)

Berita Terkait