Ini Penyebab Gelombang Tinggi di Perairan Banten

Gelombang Tinggi di Banten

Ada sejumlah faktor yang menyebabkan perairan di Banten mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir, salah satunya dampak fenomena La Nina. (Unsplash)

SERANG, BINGAR.ID – Gelombang tinggi tengah melanda perairan Provinsi Banten, khususnya di daerah utara yang mencakup Selat Sunda dan selatan yang berbatasan dengan Samudera Hindia.

Kedua kawasan laut itu memiliki karakteristik yang berbeda sehingga ketinggian muka air laut di masing-masing wilayah juga berbeda.

“Kalau karakteristiknya di utara boleh dibilang rendah sih, dari 0,5-1,25 m. Tapi pada keadaan tertentu bisa tinggi seperti ini. Nah kalau di selatan Selat Sunda memang karakteristiknya tinggi, dari 2,5-4 meter,” ujar Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Maritim Serang, Tarjono, Selasa (7/12/2021).

Baca juga: Gelombang Setinggi 1,25-2,5 Meter Berpotensi Terjadi di Pelabuhan Merak

Dia menjelaskan, gelombang tinggi yang terjadi belakangan ini disebabkan sejumlah faktor, diantaranya adanya dampak fenomena La Nina, ditambah adanya gangguan atmosfer seperti belokan angin dan tekanan udara rendah.

“Karena adanya bulan baru dipenanggalan Hijriah. Ketika tiga hari sebelum dan sesudah bulan purnama atau bulan baru, biasanya ada aktivitas pasang surut air laut. Ditambah lagi saat ini adalah jarak terdekat bulan dengan bumi. Jadi itu memperparah kondisi cuaca belakangan ini. Jadinya komplit tuh, karena terjadi saat bersamaan sehingga menimbulkan gelombang maksimum,” bebernya.

Tarjono belum bisa memastikan sampai kapan kondisi cuaca ekstrem ini akan berlangsung. Sebab setiap daerah memiliki karakteristik berbeda-beda.

“Jadi kalau ditanya sampai kapan, kami harus update terus untuk memberikan warning ke masyarakat,” imbuhnya.

Baca juga: Gelombang Tinggi, Satu Wisatawan Asal Bekasi Dikabarkan Terseret Ombak Pantai Ciantir

Akan tetapi, mengingatkan masyarakat untuk tidak panik. Dia memastikan BMKG akan selalu memperharui perkembangan cuaca dan potensi gelombang tinggi sebagai peringatan dini. Masyarakat juga diimbau untuk tidak mudah percaya dengan maraknya informasi keliru seputar cuaca dan kondisi air laut.

“BMKG selalu menyampaikan informasi bukan untuk menakuti, tapi untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Jadi jangan disikapi panik berlebihan. Kemudian masyarakat kalau dapat informasi yang belum jelas, bisa konfirmasi ke pihak terkait seperti BMKG,” pesan Tarjono. (Ahmad/Red)

Berita Terkait