Hidden Gem Peninggalan Belanda di Seputaran Perkotaan Pandeglang 4

Foto 1 : Rumah Dinas Wakapolres Pandeglang yang kondisinya saat ini sudah rusak parah. Padahal bangunan itu diduga sebagai bangunan bersejarah pada jaman Belanda. Foto 2 : Lapangan uji SIM dan Masjid ini dulu adalah eks Istal Kuda yang dibangun menjadi Barak Prajurit serta Gudang Beras Polres Pandeglang. Chandra Dewi

Istal Kuda Yang Disekat Jadi Rumah Prajurit Bhayangkara

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Penelusuran hidden gem peninggalan Belanda di Pandeglang membawa langkah kaki saya ke area Kampung Ciwasiat. Di daerah itu, tinggalan Belanda yang sudah kita kenal adalah menara air atau water toren.

Padahal bukan itu saja, karena ternyata perumahan Polres atau dikenal dengan istilah tangsi oleh warga setempat juga diduga sebagai tinggalan Belanda. Salah satu yang masih terpampang nyata adalah rumah dinas Kapolres dan Wakapolres di area gerbang polres atau sekira 5 meter saja dari water toren. Sayang,  kini rumah dinas Wakapolres terlihat terbengkalai dan tak ditempati. Bagian atapnya sudah mulai runtuh dan bagian dalamnya dipakai jadi semacam gudang. Pintu pintunya serta jendela juga sudah rusak atau singkat kata rumah itu kondisinya rusak parah.

Padahal, desain rumah dinas Wakapolres tersebut terbilang cantik. Jendelanya masih jendela khas kolonial yang berukuran jumbo dan memiliki teralis besi dengan design sangat sederhana. Daun jendelanya lagi lagi model kupu kupu tarung. Dindingnya pun dibangun tinggi sehingga sirkulasi udara terasa lega. Di bagian atas jendela selalu dilengkapi dengan lubang ventilasi udara.

Baca Juga : Hidden Gem Tinggalan Belanda di Seputaran Perkotaan Pandeglang 3

Tak ada informasi yang saya dapatkan dari masyarakat sekitar karena area itu kini dikepung oleh berbagai kios pedagang dan bukan oleh masyarakat lokal.

Titik terang saya dapatkan setelah mengobrol bersama sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sandi dan Statistik Kabupaten Pandeglang, Rd. Samsam Setia Mulya.

Ia mengatakan, ayahnya, almarhum Letkol Pol Rd Roekanda pindah ke Kepolisian Resort 812 atau kini Polres Pandeglang pada tahun 1963. Saat itu polri masih menjadi bagian dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) atau yang kini disebut sebagai TNI.

Masih teringat jelas di memorinya bahwa perumahan Polres Pandeglang atau tangsi memiliki 6 rumah dinas yang ukurannya besar. Tiga rumah berada di area gerbang Polres saat ini sementara 3 lainnya di area yang kini menjadi penjagaan. Enam rumah dinas yang berukuran besar itu diperuntukkan bagi para pejabat Polres saat itu seperti Komandan Resort atau Danres ( kini disebut Kapolres ), wakilnya atau wadanrest kini disebut Wakapolres, serta para Kabag mulai dari Kabag Operasional, Kabag Administrasi dan Kepegawaian serta para kasat.

“Tapi kalau saya lihat sekarang bagian depan atau teras rumahnya itu sudah diubah. Dulu tidak ada teras itu.Yang masih asli itu bagian jendelanya. Saya ingat betul karena dulu saat masih kecil Saya sering kabur lewat jendela itu untuk menghindari kemarahan ayah,”ujarnya.

Baca Juga : Hidden Gem Tinggalan Belanda di Seputaran Perkotaan Pandeglang 2

Samsam menyambung ceritanya dengan mengatakan bahwa prajurit Bhayangkara serta keluarganya ditempatkan di bagian belakang yang awalnya adalah sebuah kandang kuda atau istal. Kendati mengaku tidak tahu tahun berapa tepatnya bangunan barak atau rumah dinas dibangun ia tahu pasti hal itu karena saat ayahnya dimutasi ke sana tahun 1963, bangunan tersebut sudah berdiri dan ia ingat bahwa bangunan itu sangatlah sederhana. Saking sederhananya, barak eks istal kuda itu hanya disekat-sekat saja agar bisa ditempati oleh belasan keluarga yang berbeda. Sementara bagian atapnya, adalah satu atap besar yang menaungi belasan keluarga tersebut.

Tak hanya itu, sisa-sisa engsel pintu istal juga masih ada dengan kondisi lantai yang hanya adukan semen yang dibuat licin menyerupai tegel. Namun untuk rumah dinas para pejabat sudah memakai ubin atau tegel berwarna kuning.

Baca Juga : Hidden Gem Tinggalan Belanda di Seputaran Perkotaan Pandeglang 1

Dekat barak, lanjut Samsam ada gudang beras karena dahulu para pegawai negeri sipil TNI dan polri mendapatkan jatah beras setiap bulan dari negara. Belakangan, selain barak eks istal Kuda dan gudang beras, dibangun lagi barak di area yang kini menjadi pelataran masjid dan parkir. Sedangkan bagian belakang barak berbatasan langsung dengan Kampung Ciwasiat yang dihuni oleh masyarakat lokal.

Saya lihat, kini area perumahan prajurit itu, berubah menjadi gedung pos penjagaan serta lapangan uji SIM. Sedangkan gudang beras kini menjadi Masjid. Dari catatan saya, eksistensi barak di Polres Pandeglang tersebut sempat bertahan hingga tahun 2000-an. Sekira 20 tahun kemudian barak bagi para prajurit Bhayangkara itu menghilang karena Polres Pandeglang melakukan perombakan total dan kemudian meresmikan gedung markas komando sebagaimana kita lihat saat ini. (Bersambung)

Penulis : Chandra Dewi (Wartawan Bingar.id)

Berita Terkait