Gegara Corona, Penduduk Miskin di Indonesia Jadi 26,42 Juta Jiwa

Ilustrasi kemiskinan (Foto: ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

BINGAR.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) melansir jika jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2020 sebanyak 26,42 juta jiwa. Jumlah itu naik dari angka sebelumnya yang hanya 24,79 juta jiwa atau 9,22 persen dari total populasi penduduk Indonesia pada tahun September 2019.

Dengan jumlah tersebut, kini tingkat kemiskinan di Indonesia tercatat sebesar 9,78 persen dari total populasi nasional.

“Jumlah penduduk miskin naik 1,63 juta orang dari September 2019 dan naik 1,28 juta dari Maret 2019,” ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Rabu (15/7/2020).

Ia mengatakan peningkatan jumlah penduduk miskin terjadi karena pengaruh menurunkan pendapatan masyarakat sejak pandemi virus corona atau Covid-19 masuk ke Indonesia pada Maret 2020.

“Hasil survei pendapatan seluruh masyarakat menurun, khususnya masyarakat berpendapatan rendah, di mana 7 dari 10 masyarakat pendapatan rendah di bawah Rp1,8 juta terpengaruh. Masyarakat pendapat tinggi di atas Rp2,7 juta juga turun pendapatannya,” jelasnya.

Selain itu, juga dipengaruhi oleh harga eceran komoditas pokok yang meningkat misalnya beras, daging ayam ras, minyak goreng, telur ayam ras, dan gula pasir.

Secara rinci, jumlah penduduk miskin di desa meningkat jadi 12,82 persen dari 12,6 persen pada September 2019. Sementara di kota naik dari 6,56 persen menjadi 7,38 persen dari total populasi.

“Peningkatan kemiskinan di perkotaan jauh lebih tinggi dari desa,” jelasnya.

BPS mencatat garis kemiskinan sebesar Rp454.652 per kapita per bulan pada Maret 2020. Jumlahnya naik dari Rp440.538 per kapita per bulan pada September 2019.

“Beras menyumbang kontribusi terbesar pada garis kemiskinan. Diikuti rokok kretek filter dan daging ayam ras,” tuturnya.

Garis kemiskinan di masing-masing provinsi berbeda-beda. Misalnya yang tertinggi di DKI Jakarta sebesar Rp680.401 per kapita per bulan.

Secara wilayah, kenaikan tingkat kemiskinan tertinggi di DKI Jakarta mencapai 1,11 persen poin. Sementara penurunan tertinggi di Sulawesi Tengah 0,26 persen poin. (Ahmad/Red)

Berita Terkait