PANDEGLANG, BINGAR.ID – Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Banten membantah jika dinilai tidak mendukung kebijakan program reaktivasi kereta api Rangkasbitung-Pandeglang. Dishub menilai, tertundanya program itu bukan karena minim dukungan, tapi adanya pengalihan anggaran.
Kepala Dishub Provinsi Banten, Tri Nurtopo menegaskan, pihaknya mendukung penuh progeam tersebut. Bahkan proyek reaktivasi jalur kereta api Rangkasbitung-Pandeglang sudah dicantumkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Banten tahun 2023-2043.
Baca Juga : Proyek Reaktivasi Kereta Api di Pandeglang Belum Ada Kejelasan
“Secara umum, provinsi sudah memasukkan dalam RTRW juga termasuk itu (mendukung). Kami secara umum sudah mendukung total,” ujarnya saat ditemui di Pendopo Bupati Pandeglang beberapa waktu lalu.
Dia menerangkan, adanya pembatalan Pembangunan reaktivasi kereta api itu karena adanya pengalihan anggaran oleh Kementerian Perhubungan. Soalnya pemerintah pusat sedang mengejar pembangunan kereta cepat dan Stasiun Rangkasbitung.
Baca Juga : Begini Perkembangan Reaktivasi Kereta Api Rangkasbitung-Labuan
“Kemarin sih sebenarnya sudah anggaran, tapi kecil. Daripada kecil, saya bilang berat malah karena untuk membebaskan lahan itu juga butuh biaya yang besar,” kata dia.
Tri Nurtopo menegaskan, reaktivasi kereta api Rangkasbitung-Pandeglang tetap menjadi prioritas. Apalagi pihaknya sudah menggelar rapat dengan Balai Perkeretaapian, yang membocorkan bahwa proyek sepanjang 37,9 kilometer itu akan dilanjutkan tahun depan.
“Kemarin sih janjinya 2025, kalau 2024 tidak mungkin karena menyelesaikan stasiun (Rangkasbitung). Rencana jadwalnya itu agustus atau September,” uca Tri.
Baca Juga : Bermula Dari Pintu Palang Kereta Api, Kini Dikenal Dengan Sebutan “Sodong Pintu”
Bupati Pandeglang, Irna Narulita mengaku akan terus mengawal reaktivasi kereta api Rangkasbitung-Pandeglang. Pasalnya, rencana proyek tersebut sudah diwacanakan sejak 2015 namun hingga kini belum juga ada perkembangan signifikan. Malahan tahun lalu, Kemenhub membatalkan proyek tersebut.
“Bukannya saya memaksa, tetapi menagih grand design atau program kerja PSN (Proyek Strategis Nasional) pemerintah, takut lupa. Takut kesikut lagi oleh program-program di luar Banten,” ucapnya.
Akan tetapi usai dilakukan pertemuan dengan Pemprov Banten dan Balai Perkeretaapian, dia mengaku mulai kembali menaruh optimisme. Soalnya Irna menegaskan pentingnya pembangunan jalur transportasi itu, untuk meningkatkan aksesibilitas menuju Selatan Banten.
“Saya harap reaktivasi ini bisa didorong, dan kami akan melakukan lobi-lobi konstruktif ke Bapenas,” kata Irna. (Ahmad)