PANDEGLANG, BINGAR – Dalam rangka pemberdayaan masyarakat di sektor peternakan ayam, khususnya ayam petelur, guna memenuhi tingginya permintaan pasar terhadap jenis ayam tersebut. Kepala Program Studi (Prodi) S1 Fisika pada Fakultas MIPA Institut Teknologi Bandung (ITB), melatih sejumlah santri dan kyai muda dari Desa Curugciung, Kecamatan Cikeusik, Pandeglang, untuk membuat mesin tetas telur, juga drone untuk keperluan pertanian.
Kaprodi S1 Fisika, Fakultas MIPA ITB, Fatimah A Noor, mengatakan, kegiatan pelatihan keterampilan pada masyarakat, santri dan kiyai muda di Desa Curugciung, Kecamatan Cikeusik tersebut, sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dan pemuda agar bisa berdaya saing, serta mampu berkontribusi bagi peningkatan hasil ternak ayam petelur.
Baca Juga : Demi Meningkatkan Kapasitas Diri, KSR PMI Cilegon Ikuti Pelatihan Mandiri
“Harapan kami, setelah pelatihan ini para pemuda bisa berkontribusi bagi peningkatan produksi ternak dan pertanian di sekitar tempat tinggalnya dan pada akhirnya menjadi petani dan peternak yang berdaya,” jelas Dr Fatimah A Noor, Jumat 25 November 2022.
Ia melanjutkan, selain pelatihan peningkatan produktivitas ayam petelur, dalam kesempatan itu pun, juga dilakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pemuda sekitar membuat jam digital, untuk keperluan pengingat waktu sholat di masjid setempat.
“Selain pelatihan pemberdayaan masyarakat untuk sektor peternakan dan pertanian, para pemuda sekitar pun kita beri pelatihan membuat jam digital, untuk digunakan di mesjid dan mushola setempat, sebagai pengingat waktu shalat,” tambahnya.
Baca Juga : Selain Pelatihan Manajemen Markas, PMI Banten Akan Luncurkan SIMMUDAH
Menurut Dr Fatimah, Pandeglang dengan sumberdaya alamnya yang bagus adalah lokasi ideal untuk kegiatan pertanian dan peternakan. Namun, hal tersebut bisa sia-sia bila tak didukung sumber daya petani dan peternak unggul yang memahami ilmu pertanian dan peternakan tepat guna. Oleh karena itu, program ini diadakan.
“Program ini adalah program yang membutuhkan waktu yang panjang, karena para santri dan kyai muda yang dilatih tak semua memiliki latar belakang pendidikan tinggi di bidang elektronika, sehingga dibutuhkan pelatihan intensif dan uji coba selama pelaksanaannya,” tegasnya.
Sementara itu, tokoh masyarakat Desa Curugciung, Indra Sapari Kosasih yang menggagas pelatihan bagi kyai dan santri tersebut, mengatakan. Bahwa saat ini produksi mesin tetas telur dengan kapasitas 400 hingga 500 butir tersebut, sudah berfungsi dengan baik layaknya mesin tetas telur yang dijual oleh UMKM di marketplace.
Baca Juga : 26 Warga Kabupaten Serang Ikuti Pelatihan Membatik di Rumah Batik Khomar
“Mesin tetas telur yang kita buat sudah berfungsi dengan baik. Sedangkan untuk drone pertanian masih kita uji coba terus agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi, sehingga setara dengan buatan pabrikan. Kelak saat sudah baik, kami berharap alat pertanian tepat guna ini bisa dipakai oleh peserta pelatihan, agar fokus pada usaha pertanian dan penetasan telur ayam petelur serta pedaging,” ungkap Indra Sapari Kosasih.
Menurutnya, dengan pemanfaatan teknologi tepat guna tersebut, diharapkan bisa menjadi pemasok, atau menjual anakan ayam kepada peternak yang ada di wilayah Pandeglang. Karena sejauh ini, dari pengamatannya, peternak di Pandeglang mendapatkan anakan ayam dari daerah lain, atau di drop oleh industri peternakan ayam terkenal dengan sistem mitra.
“Selain pembuatan mesin tetas telur, pelatihan dalam program pemberdayaan juga meliputi pemberian indukan ayam dan pembuatan kandang ayam untuk peternakan indukan ayam yang sehat, yang kelak akan memproduksi telur untuk ditetaskan,” pungkasnya. (Chandra Dewi)