Cuaca Buruk, Tangkapan Ikan Nelayan Menurun Drastis

Cuaca Buruk

Nelayan mengaku bahkan sudah beberapa hari ini ia bersama beberapa nelayan terpaksa pulang dengan tangan kosong. (Syamsul/Bingar)

LEBAK, BINGAR.ID – Cuaca buruk yang melanda perairan selatan Provinsi Banten memengaruhi hasil tangkapan ikan nelayan dalam beberapa hari terakhir akibat adanya gelombang tinggi dan angin barat.

Seperti yang dikeluhkan nelayan Muara Binuangeun Desa Muara, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak.

Salah seorang nelayan, Jaka mengaku, hasil tangkapan ikan kali ini menurun drastis. Bahkan, sudah beberapa hari ini ia bersama beberapa nelayan terpaksa pulang dengan tangan kosong.

Baca juga: Nelayan Panimbang Kesulitan; Bagan Tempat Mencari Ikan Ambruk Diterjang Gelombang Tinggi

“Sudah beberapa bulan ini penghasilan kami menurun drastis, ya mungkin karena cuaca buruk. Saya melaut bersama teman untuk ngejaring udang lobster dan ikan. Kadang hasil, kadang kosong, dan walau hasilpun tidak seberapa banyak, paling juga ada lebih sedikit dari sisa bahan bakar,” keluh Jaka. Sabtu (9/1/2021).

Hal itu juga membawa dampak bagi para pedagang ikan yang mengadukan nasibnya di lapak pelelangan ikan Muara Binuangeun.  Toton Sopian, yang merupakan pemilik lapak menuturkan, stok ikan dan udang kerap kali kosong.

Baca juga: Lumpur Akibatkan Tangkapan Ikan Nelayan Wanasalam Berkurang

Karena, dengan adanya cuaca ekstrim ini membuat para nelayan jarang datang membawa ikan seperti biasanya.

“Bisa dilihat langsung di sini di lapak usaha kami, dimana biasanya di sini terlihat numpuk banyak udang, lobster, ikan, gurita dan yang lainnya. Namun sudah beberapa bulan ini udang atau ikan tersebut sangat kurang,” ucap Toton.

Baca juga: Hendak Bersandar, Perahu Nelayan Hancur Diterjang Ombak

Ia mengaku, buruknya cuaca yang terjadi sudah berlangsung sejak Oktober lalu. Padahal sebelum terjadinya cuaca buruk, untuk satu hari gurita yang ditampung bisa mencapai bebrapa ton.

“Sebelum cuaca buruk biasanya untuk gurita saja saya bisa membeli dari nelayan per-satu minggunya sekitar satu ton. Namun saat ini per-satu minggunya paling banyak juga 4 kwintal,” sebutnya. (Syamsul/Red)

Berita Terkait