SERANG, BINGAR.ID – Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung Cidurian (BBWSC3) mengklaim bahwa debit air di Bendungan Sindangheula yang berada di Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang masih terkendali.
Bahkan BBWSC3 melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Operasi dan Pemeliharaan II, Tanto Sugiharto menilai, bendungan tersebut mampu mereduksi 2/3 luapan air Cibanten ke hilir sehingga dampak banjir di Kota Serang dinilai tidak separah apabila bendungan tersebut tidak dibangun.
“InshaAllah BSH (Bendungan Sindangheula, red) sampai dengan sekarang masih stabil dan akan tetap melayani kebutuhan air bersih dan reduksi banjir 2/3 Kota Serang. Bayangkan kalau hari ini belum terbangun BSH, semua akan tumpah ke Kota Serang tanpa direduksi dulu oleh BSH,” ujarnya, Selasa (1/3/2022).
Baca juga: Kota Serang Dikepung Banjir, Ratusan Rumah Terendam
Kondisi Bendungan Sindangheula yang dianggap masih aman, sekaligus menepis tudingan bahwa penyebab banjir di Serang akibat jebolnya bendungan yang diresmikan Presiden Jokowi pada 5 Maret 2021 itu.
“Pimpinan kami sudah dari semalam stand by di bendungan (kondisi stabil) dan berhasil mereduksi 2/3 luapan air Cibanten ke hilir. Kalau Bendungan Sindangheula jebol, di Alun-alun Serang akan terendam setinggi 7-10m (berdasarkan pemodelan Litbang),” ujar Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Operasi dan Pemeliharaan II pada BBWSC3, Tanto Sugiharto saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Selasa (1/3/2022).
Baca juga: Kapolres: Dua Orang Meninggal Akibat Banjir di Kota Serang
Menurutnya, banjir yang mengepung Kota Serang merupakan akumulasi dari tingginya curah hujan di hulu. Sementara bagian hilir tidak siap untuk menampung derasnya debit air.
“Bukan sekali ini kejadian banjir Cibanten, tapi tahun lalu walaupun tidak separah hari ini. Ini semua akumulai hujan selama empat hari di hulu dan banyak alih fungsi sempadan sungai menjadi badan bangunan, sehingga Cibanten sekarang lebih sempit,” sambungnya.
Baca juga: Syafrudin: Banjir di Kota Serang Akibat Bendungan Sindangheula Jebol
Tanto menilai, persoalan utama dari banjir merupakan tata kelola di hulu. Mengingat banyak perubahan alih fungsi lahan.
“Di hulu juga banyak masalah alih fungsi lahan menjadi perumahan dan galian C, sehingga memengaruhi kualitas air BSH (Bendungan Sindangheula, red). Nah, Pemda lebih punya peran untuk sosialisasikan,” jelas Tanto.
Sebelumnya, Wali Kota Serang, Syafrudin menyebut bahwa salah satu faktor yang mengakibatkan Kota Serang dilanda banjir karena jebolnya Bendungan Sindangheula.
“Penyebab utamanya karena hujan lebat yang terjadi dari Senin (28/2/2022) pukul 22.00 WIB sampai Selasa (1/3/2022) pukul 10.00 WIB terus belum reda sehingga mengakibatkan debit air meningkat dan ada informasi ada kebocoran pada Bendungan Sindangheula yang mengakibatkan kali Cibanten meluap dan berdampak kepada warga,” ungkap Syafrudin, Selasa (1/3/2022). (Ahmad)