Banjir di Kabupaten Serang Rendam 449,5 Hektar Lahan Sawah Baru Tanam

Foto : Ilustrasi

SERANG, BINGAR.ID – Dampak bencana banjir yang merendam wilayah Kabupaten Serang, sejak 1 Maret 2022, telah mengakibatkan 449,5 hektar lahan pesawahan yang tersebar di 8 kecamatan, dipastikan rusak dan kemungkinan akan gagal panen, lantaran lahan pesawahan yang baru saja ditanami dengan usia tanam sekitar 7 sampai 95 hari.

Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Serang, Zaldi Dhuhana mengatakan areal pesawahan yang terdampak banjir antara lain Kecamatan Kramatwatu, Desa Pamengkang seluas 35 hektar, Padarincang meliputi Kalumpang, Citasuk Batukuwung dab Barangbeg seluas 135 hektar.

Baca Juga : 20 Hektare Sawah Baru Tanam di Pagelaran Terendam Banjir

Mancak, Cikedung seluas186 hektar, Pamarayan, Desa Pamarayan 8 hektar, Cikeusal, Desa Cikeusal) 19 hektar, Gunungsari, Ciherang 5 hektar, 60 hektar di Cinangka dan Pabuaran, Pasanggrahan1,5 hektar.

“Total 449,5 hektar, umur tanaman berkisar antara 7-95 hari, varietas tanaman mekongga, inpari dan ciherang,” terang Zaldi, Jumat (4/3/2022).

Zaldi menuturkan, melihat kepada lokasi dan luas banjir, didominasi daerah yang berbatasan dengan badan air. Untuk Mancak, Padarincang dan Gunungsari kemungkinan besar banjir dari luapan Rawa Danau karena semua desa yang banjir berbatasan dengan rawa danau.

Baca Juga : 126 Unit Rumah di Lebak Terendam Banjir, Satu Jembatan Ambrol Akibat Longsor

Sedangkan untuk Kecamatan Kramatwatu, sumber banjir dari sungai kecil yang mengarah ke Tasikkardi dan kolam Tasikardi.

“Saran drainase semua badan air yg berukuran besar perlu dilancarkan aliran pembuangannya. Untuk itu perlu di mapping lokasi2 yg menghambat pembuangan dan dibuatkan modelling simulasi aliran air bila terjadi curah hujan tinggi, sehingga bisa antisipasi kejadian serupa,” tuturnya.

Zaldi menambahkan, pihaknya hingga kini masih mengamati sawah sawah yang terendam banjir tersebut. Menurutnya, jika rendaman banjir diatas 5 hari punya peluang puso. Namun demikian, yang berpotensi puso juga tergantung pada varietas tanaman, tinggi air dan umur tanaman.

“Tapi kita sudah sediakan penggantian benih dari cadangan benih pemerintah (jika terjadi puso-red) dan penggantian biaya produksi sebesar 6 juta perhektar bagi yang ikut asuransi usaha tani padi,” pungkasnya. (Candra Dewi)

Berita Terkait

Berita Terkait

Berita Terbaru