PANDEGLANG, BINGAR.ID – Anggota Komisi III DPR RI, Adde Rosi Khoerunnisa meminta masyarakat untuk mewaspadai paham-paham radikalime yang berkembang di Indonesia. Hal itu disampaikan dalam acara sosialisasi empat Pilar MPR-RI tahap III di Kabupaten Pandeglang, Selasa (22/9/2020).
Dari data yang diterima Adde Rosi, saat ini paham radikal sudah menyasar Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI, Guru, Mahasiswa dan Universitas. Ini dampak ketidakhadiran negara dalam pembinaan mental ideologi.
Dari data itu disebutkan ada 63 persen guru memiliki opini intoleran terhadap Agama lain, 3 persen anggota TNI terpapar ekstrimisme, 19.4 persen PNS tidak setuju Pancasila, 36.5 persen Mahasiswa kampus Islam Khilafah, 7 persen Kampus atau Universitas terpapar ekstrimisme Agama.
“Data itu saya dapatkan dari Ketua MPR RI bapak Bambang Soesatyo, bahwa selain tadi di kampus di TNI, kemudian di PNS ini memang ada yang terpapar baik itu ekstrimisme, radikalisme maupun terorisme. Oleh karena itu apa yang kita bisa lakukan dalam hal ini anggota MPR RI yaitu terus menguatkan kembali keberadaan empat pilar negara,” katanya.
Baca Juga : Didatangi Adde Rosi, Kepala Kejati Banten Curhat Soal Anggaran
“Ini harus terus disosialisasikan kepada masyarakat dihafal, diingat, dipahami dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari tidak ada yang namanya ekstremisme tidak ada yang namanya radikalisme kita adalah satu kita ini adalah warga negara republik Indonesia yang taat hukum yang berpedoman terhadap ideologi kita yaitu Pancasila,” imbuhnya.
Lebih lanjut, kata Istri Wakil Gubernur Banten ini, pemerintah saat ini perlu mewaspadai kemungkinan adanya PNS yang terpapar radikalisme, sebab, bukan tidak mungkin orang-orang yang sudah menjadi PNS juga ialah orang yang telah terkontaminasi radikalisme. Untuk meminimalisir hal tersebut salah satunya dengan melakukan pembinaan secara terus-menerus terhadap ASN yang terpapar radikalisme.
“Tentu ada pembinaannya, dalam hal ini Kepala Daerah selaku pimpinan tertinggi di wilayah tersebut memang harus memberikan pembinaan, kemudian menyisir karena paham-paham radikalisme ekstrimisme seperti ini memang kita jangan sampai kecolongan, mereka ini ada di setiap lini oleh karena itu, perlu adanya pembinaan, baik itu pembinaan kepegawaian dan juga pembinaan ideologi ini harus terus dilakukan oleh pejabat-pejabat yang bisa nanti diselenggarakan oleh dinas terkait,” tegasnya.
Baca Juga : Diamankan Densus 88, Terduga Teroris di Pandeglang Dikenal Aktif Bersosialisasi
Menurutnya, bahwa empat pilar saat ini masih belum bisa dijalani dengan sepenuh hati, karena ia yakin kalau empat pilar sudah dijalani sepenuh hati tidak akan ada paparan ekstrimisme dan radikalisme. Terakhir Adde menyarankan, agar masyarakat bijak dalam memilih tempat untuk bergaul, sehingga dapat terhindar dari paparan garis keras.
“Kalau empat pilar sudah dijalani sepenuh hati, dapat dipahami dipedomani tidak akan ada yang namanya paparan ekstrimisme dan radikalisme. Pemilihan kita bergaul dengan kelompok apa ini juga harus kita bijak dalam memilih dan memilah kita masuk ke dalam perkumpulan apa kemudian kita masuk ke dalam pengajian seperti apa yang sehingga ya tadi usulan-usulan terhadap negara khilafah, usulan terhadap ajakan-ajakan terhadap ekstrimisme radikalisme dan terorisme ini harusnya bisa dipahami apabila kita bijak dan bisa memilih dan memilah perkumpulan atau grup-grup apa saja yang bisa kita datangi dan kita gauli,” tandasnya. (David/Red)