BINGAR.ID – Bagi orang tua pasti menginginkan semua anaknya untuk berpuasa pada saat bulan suci Ramadhan tiba. Tak jarang sebagian orang tua memberikan iming-iming hadiah agar si anak semangat dalam menjalani ibadah puasa.
Sayangnya, perilaku memberikan sogokan kepada anak agar mau melaksanakan perbuatan baik seperti puasa merupakan cara yang salah dan perlu di hindari oleh para orangtua.
Dilansir Bingar.id dari laman resmi Keluarga Kita, komunitas parenting yang didirikan oleh psikolog dan praktisi pendidikan Najelaa Shihab, menyogok anak agar mau menyelesaikan tugasnya merupakan penerapan disiplin yang keliru, karena dapat menimbulkan dampak negatif dalam jangka panjang, anak akan berperilaku baik dan bertanggung jawab karena ada harga yang dibayar.
“Banyak orangtua, orang dewasa lain seperti kakek nenek, om tante, senang menyogok. Alasannya? Anak jadi mau cepat nurut dan enggak pake konflik atau drama. Ternyata, dampak sogokan sama dengan dampak memberi hukuman,” papar Najelaa.
Menyogok, lanjut Najeela, akan membuat hubungan antara orangtua dan anak bagaikan transaksi bisnis semata. Sehingga tak sedikit anak yang bila diminta sesuatu oleh orangtua akan menjawab dengan “Aku dapat apa? Hadiahnya apa?”
Sogokan yang dimaksud tak melulu dalam bentuk barang. Menurut Najelaa, pujian pun bisa masuk dalam kategori sogokan. Membuat anak menjadi kecanduan.
“Kita ingin anak-anak selalu didukung bukan hanya saat dia berhasil, tetapi pada saat dia membutuhkannya. Bahkan, pada saat dia melakukan kesalahan. Namun, orang tua yang biasa menyogok adalah orangtua yang hanya memberikan sesuatu barang atau perhatian pada saat anak sukses saja,” imbuh Najelaa.
Hak serupapun dikatakan dr. Meta Hanindita, Sp.A(K). Ia menjelaskan bahwa hal terpenting bagi anak adalah harus mengerti hakikat berpuasa sebelum menjalankannya. Jelaskan kepada anak, kenapa mereka harus mejalankan puasa. Di sisi lain, orangtua juga wajib melihat kemampuan anak sebelum memperkenalkan puasa.
“Kalo kita menjelaskan hal tersebut ke anak yang usia 2 atau 3 tahun, kayanya masih belum ngerti-ngerti amet nih. Mungkin akhirnya ikut-ikutan aja. Karena harus disesuaikan juga dengan kemampuan anak,” jelasnya.
Adapun terkait iming-iming hadiah, Dr Meta pun tidak melarangnya. Namun, cara tersebut terkadang hanya membuat anak terlalu berharap akan hadiah yang akan diberikan.
“Boleh diberikan reward, misalkan puasanya full sampe target selama itu tidak dipaksa tidak masalah,” katanya
Sementara, puasa sendiri memberikan banyak manfaat kesehatan untuk tubuh yang kebenarannya sudah terbukti secara ilmiah.
“Puasa juga baik untuk kesehatan dan melatih kedisiplinan anak,” tandasnya (Azis/Red)