PANDEGLANG, BINGAR.ID – Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia (RI), sejumlah penjual bendera merah putih, maupun asosoris kemerdekaan, mulai bermunculan di sejumlah titik di Kabupaten Pandeglang.
Para penjual bendera merah putih yang ada itu, merupakan pedagang musiman, yang akan ada setiap satu tahun sekali, khususnya di bulan Agustus menjelang HUT RI.
Baca Juga : Sambil Peringati HUT RI, F-PTK Kembali Tanam 1.200 Bibit Karang.
Seperti diakui Maman Wijaya, salah satu pedagang bendera merah putih yang mengatakan, kegiatan berjualan bendera tersebut, memang sudah menjadi kebiasaan, atau rutin dilakukan setiap satu tahun sekali, khususnya menjelang 17 Agustus.
“Lumayan saja pak, meski jualannya bisa dikatakan musiman, tapi pendapatan yang kita peroleh cukup lumayan. Dan Alhamdulilah, sehari bisa dapet Rp2-3 juta. Apalagi nanti pas deket-deket hari H-nya. Ya 10 hari sebelum tanggal 16 Agustusan tuh, pasti rame,” aku Maman, 1 Agustus 2024.
Baca Juga : Puluhan Orang di Lebak Tersambar Petir saat Nonton Rangkaian HUT RI ke-75
Dikatakannya juga, bahwa bendera yang ditawarkannya memiliki model dan ukuran yang bervariasi. Bahkan, dirinya juga turut menawarkan pernak-pernik lainnya.
Menurutnya, banyaknya pilihan tersebut menjadi salah satu besarnya keuntungan yang ia dapat karena pembeli bisa menyesuaikan budget yang dimiliki.
“Banyak modelnya, ada bendera biasa, terus umbul-umbul, dan ada juga pernak-perniknya. Harganya pun juga beda-beda, paling murah Rp5 ribu dan paling mahal Rp400 ribu,” ungkapnya.
Baca Juga : Semangat Mengais Keberkahan HUT RI di Tengah Pandemi
Maman sendiri mengaku bahwa dirinya berasal dari Kabupaten Garut. Tepat sebulan sebelum puncak HUT RI, dirinya datang ke Pandeglang, untuk berjualan bendera yang ia bawa. Bahkan ia rela mengontrak selama sebulan bersama dengan satu orang yang ia bawa sebagai karyawannya.
“Kalo di Garut saya kuli bangunan. Jadi setahun sekali ke Pandeglang, kita udah buka dari tanggal 15 Juli kemarin. Paling nanti selesai jualan tanggal 16 Agustus,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Maman juga mengungkapkan, bahwa biasanya omzet yang ia dapat sebagian besarnya berasal dari kalangan pegawai. Kemudian diikuti oleh anak SMA/SMK dan lain sebagainya.
“Kalo pegawai kan kebutuhannya banyak. Umbul – umbul, bendera, terus gantungan-gantungan. Kalo tahun kemarin sih pegawai yang paling banyak membelinya,” ujarnya.
Di sisi lain, sama seperti Maman, pedagang Imron juga mengaku berasal dari luar Kabupaten Pandeglang, tepatnya dari Cianjur. Ia sendiri mulai menjajaki dagangannya sejak sepekan yang lalu.
Namun, barang yang ditawarkan olehnya rupanya bukan miliknya pribadi, melainkan milik orang lain dan ia hanya berperan sebagai pegawainya saja.
“Kebetulan saya cuma bantu-bantu saja kang, yang punya tadi lagi keluar. Alhamdulillah walaupun cuma bantu lumayanlah. Kalo dibandingin sama aktivitas di rumah, bantu jualan bendera lebih banyak untungnya,” singkatnya. (Sandi)