PANDEGLANG, BINGAR – Diguncang gempa 6,6 magnitudo pada Jumat (14/1), ribuan warga Kabupaten Pandeglang yang tersebar di tujuh kecamatan panik lantaran trauma dengan peristiwa tsunami tahun 2018 silam.
Akibatnya, banyak warga mengungsi dan menjauh dari pesisir pantai. Selain itu, gempa membuat ratusan rumah di sejumlah kecamatan tersebut rusak. Beruntung, dari data sementara tak ada korban jiwa dari kejadian ini.
Dari data sementara, kepanikan dan kerusakan rumah warga itu terjadi di Kecamatan Sumur, Cimanggu, Cibaliung, Cibitung, Cigeulis, Munjul, dan Panimbang.
Baca Juga : Kisah Warga Sumur Yang Mengais Sisa Reruntuhan Paska Gempa Magnitudo 6.6
Di Labuan, kepanikan warga paling kentara terlihat di Pasar Labuan. Saat gempa, mereka berhamburan keluar dari pasar dan berkerumun di Jalan Raya Jend Sudirman. Mereka panik lantaran teringat dengan peristiwa tsunami 2018 silam.
Sambil berlari, mereka mengucapkan puji pujian kepada Allah dan memohon keselamatan. Akibat warga yang berhamburan ke jalanan, kondisi jalanan menjadi padat karena selain warga juga ada motor, becak serta mobil yang terparkir di bahu jalan.
“Atuh kita panik karena getaran gempanya kencang dan lama, khawatir ada tsunami lagi,dan khawatir ketimpa bangunan makanya kita lari ke jalan,” kata pedagang Pasar Labuan Ence Ambari sambil mengatakan setelah gempa banyak warga yang mengungsi ke kecamatan tetangga yang relatif lebih jauh dari pesisir pantai misalnya ke Kecamatan Menes, dan Cikedal.
Baca Juga : Dampak Gempa 6,7 Magnitudo, Ribuan Siswa di Cimanggu Terhambat Belajar
Sementara itu, Camat Cimanggu, Hadi Fatoni saat dikonfirmasi Sabtu (15/1) mengatakan, berdasarkan pendataan jajarannya, di Kecamatan Cimanggu ada 180 rumah warga yang rusak. Selain itu, ada 4 masjid dan mushola yang juga rusak.
“Jadi itu data sementara karena kami sampai saat ini masih terus melakukan pendataan. Dari 180 itu, 36 rumah rusak berat, 33 rusak sedang, dan 111 rumah rusak ringan. Sementara untuk masjid dan mushola yang rusak terletak di Desa Mangkualam dan Waringin Kurung,” katanya.
Sementara di Kecamatan Munjul, ada 35 rumah warga Desa Cibitung terdampak gempa. Dari jumlah itu, satu rumah milik Dirman ambruk rata dengan tanah, sisanya mengalami kerusakan ringan rata rata di bagian genting.
Baca Juga : Akibat Hujan Dan Angin Kencang, Rumah Milik Sukana “Ambruk” Tertimpa Pohon Tumbang
Sedangkan di Kecamatan Cibaliung, kerusakan tak hanya terjadi di rumah warga. Satu kantor desa yaitu Desa Sudimanik, bangunan pancaniti Alun-alun Cibaliung, dan MTSN 3 Pandeglang juga porak poranda dihantam gempa. Di kecamatan ini, kerusakan yang sudah terdata terdapat di Desa Sukajadi, Sudimanik, dan Mahendra. Belum diketahui jumlah pasti kerusakan namun beruntung tak ada korban jiwa dari peristiwa tersebut.
Di Sumur, sejumlah warga yang tinggal di pinggir pantai memilih meninggalkan rumahnya sementara dan mengungsi ke rumah saudaranya di kecamatan tetangga yaitu Cimanggu atau Cibaliung karena khawatir diterjang tsunami. Mereka beranggapan setiap gempa akan mendatangkan tsunami. Keadaan makin panik lantaran sesaat setelah gempa listrik di Sumur, dan Cimanggu, serta Cibaliung padam.
Di wilayah perkotaan Pandeglang, gempa juga menimbulkan kepanikan warga. Di sejumlah komplek perumahan, warga yang sedang beristirahat seusai bekerja berhamburan keluar rumah demi keamanan. Sementara itu, di perkantoran di seputaran Alun-alun sejumlah pegawai Pemda Pandeglang yang masih berada di kantor juga terlihat keluar dari gedung demi keamanan. Sejumlah pengendara motor juga terlihat menepikan kendaraannya saat gempa agar tak terjadi kecelakaan.
Sejumlah pengunjung objek wisata pantai yang semula hendak menghabiskan akhir pekan juga banyak yang akhirnya membatalkan agendanya tersebut. Mereka memilih pulang karena bila dipaksakan berlibur pun hati tak tenang. Sejumlah warga Tanjung Lesung Kecamatan Panimbang memilih mengungsi ke area yang lebih tinggi di kawasan Desa Cikadu berjaga jaga agar tak terkena tsunami. (Chandra Dewi/Rrd)