JAKARTA, BINGAR.ID – Penangkapan terhadap Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo terkait dugaan suap ekspor benih lobster, kembali memunculkan isu perombakan dijajaran Kabinet Indonesia Maju.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Donny Gahral Adian menyatakan, sinyal kemungkinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) merombak atau reshuffle Kabinet Indonesia Maju memang ada. Namun, dia tidak bisa memastikan kapan hal tersebut terjadi.
“Sinyal kemungkinan itu memang ada, tidak tertutup kemungkinan untuk dilakukan dalam waktu dekat. Namun balik lagi, itu merupakan hak prerogatif Presiden,” kata Donny seperti yang dilansir dari RRI, Senin (30/11/2020).
Baca juga: Sepuluh Menteri yang Paling Diharapkan di-Reshuffle
Lebih jauh, Donny mengungkapkan, faktor yang membuat menteri di reshuffle antara lain berbasis kinerja, profesionalitas, dan kompetensi kebijakan yang dihasilkan.
Kendati demikian, ungkap dia, Presiden Jokowi tetap mengakomodir pertimbangan politik yang selama ini sudah terjalin.
“Dan juga masukkan publik dalam hal ini telah mengingatkan (soal reshuffle, red),” tukasnya.
Baca juga: Jokowi Tak Puas Angka Stunting Hanya Turun 10 Persen Selama 6 Tahun
Sementara itu, Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Indonesia (UI), Ari Junaedi menilai, saat ini adalah momentum yang tepat bagi Presiden Joko Widodo untuk keputusan reshuffle menteri.
Sebab, penangkapan mantan Menteri KKP Edhy Prabowo merupakan sinyal, bahwa kondisi kabinet Indonesia Maju tidak dalam kondisi baik.
“Presiden Jokowi harusnya segera memacu kerja kabinet yang lebih memenuhi harapan masyarakat,” tutupnya. (Ahmad/Red)