Loka PSPL Serang Apresiasi Konsep Pentahelix yang Diterapkan F-PTK Banten

Pengelolaan ekosistem pesisir dan laut perlu dukungan dan partisipasi aktif seluruh komponen masyarakat. (Istimewa)

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Dalam upaya pelestarian lingkungan, maupun pengelolaan ekosistem, khususnya ekosistem pesisir dan laut, dibutuhkan sebuah konsep kebersamaan yang didalamnya terdapat multi unsur, mulai dari pemerintah, masyarakat atau komunitas, akademisi, pengusaha, dan media massa, atau bisa disebut dengan nama konsep Pentahelix.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (Loka PSPL) Serang, Direktorat Jendral Pengelolaan Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Syarif Iwan Taruna Alkadrie.

Baca juga: Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut KKP Apresiasi GRTK

Dia yang mengatakan, bahwa konsep tersebut saat ini mulai dirintis oleh Forum Pelestari Terumbu Karang (F-PTK) Banten, yang diharapkan kedepannya bisa lebih sinergi lagi dengan KKP khususnya.

“Pengelolaan ekosistem pesisir dan laut perlu dukungan dan partisipasi aktif seluruh komponen masyarakat. Kami bersyukur, saat ini telah ada wadah pelestari lingkungan seperti F-PTK yang anggotanya merupakan gabungan komunitas peduli lingkungan dan pecinta wisatawisata, bahkan media. Maka itu kami berharap, F-PTK Banten ke depan bisa bersinergis dengan kami dalam melaksanakan gerakan rehabilitasi terumbu karang, maupun ekosistem pesisir dan laut,” ungkap Syarif, Kamis (26/11/2020).

Baca juga: F-PTK Rangkul Puluhan Komunitas Rehabilitasi Terumbu Karang

Masih menurut Syarif, bahwa pengelolaan ekosistem pesisir dan laut dibutuhkan kebersamaan melalui konsep pentahelix, di mana unsur pemerintah, masyarakat atau komunitas, akademisi, pengusaha, dan media bersatu membangun kebersamaan dalam pembangunan.

“Yang pasti dalam upaya melestarikan maupun melindungi ekosistem pesisir dan laut, tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, tapi butuh kebersamaan yang dibangun atas dasar keperdulian, atau dengan kata lain, membangun dengan konsep pentahelix,” tambahnya.

Baca juga: Peran Penting Terumbu Karang yang Kini Sering Diabaikan

Sementara itu, Koordinator F-PTK Banten, Nurwarta Wiguna menegaskan, meski baru lahir, wadah bagi para pencinta dan pelestari lingkungan ini tengah giat melakukan aksi rehabilitasi terumbu karang.

“Saat ini kami baru menempatkan sebanyak 50 rak yang satu raknya berisi sekira 18-20 batang terumbu karang di Pulau Badul, Kecamatan Sumur dan Pulau Liwungan, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang. Ke depan, ada kurang lebih 81 pulau besar dan kecil di wilayah Banten ini yang akan menjadi target aksi kami,” ujarnya.

Baca juga: 650 Ribu Ton Sampah Cemari Laut Setiap Tahun, Terumbu Karang Terancam Rusak

Nurwarta berharap, F-PTK Banten ke depan mampu menggandengn lintas komunitas dan lintas sektoral untuk bersama mengelola dan menjaga kelestarian ekosistem pesisir dan laut yang terdiri dari terumbu karang, padang lamun dan hutan mangrove.

“Selain untuk menjaga sumber-sumber kehidupan masyarakat, juga dapat dimanfaatkan bagi sektor wisata maupun sebagai benteng dalam menghadapi bencana,” pungkasnya. (Red)

Berita Terkait