LEBAK, BINGAR.ID – Warga Baduy, secara tegas menolak wisatwan yang berpakaian tidak sopan atau terlalu vulgar. Karena warga yang tinggal di pedalaman Kabupaten Lebak, merasa keberatan dengan pakian tersebut.
Kudil (40) Warga Kadu Ketug, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar merasa prihatin apabila ada wisatawan yang berpakaian secara vulgar. Pasalnya, setiap adat memiliki aturan-aturan yang tidak bisa dilanggar.
“Wisatawan domestik maupun wisatawan asing jika berkunjung ke tanah hak ulayat Baduy, agar menggunakan pakaian yang sopan dan tidak seronok dan seksi,” kata Kudil, Minggu (08/03/2020).
Menurut dia, masyarakat Baduy pada era globalisasi juga menolak kehidupan modernisasi. Sehingga tanah hak ulayat Baduy tidak ditemukan jalan aspal, jaringan listrik, kendaraan maupun elektronika.
“Permukiman Baduy hingga kini tetap konsisten mempertahankan adat, sehingga pemerintah dan masyarakat juga harus melindungi aturan adat tersebut,” jelasnya.
Santa (50) warga baduy lain mengakui masyarakat Baduy tentu berkomitmen dan konsisten dalam menjaga serta melestarikan kawasan hutan adat dan alam.
“Kami tetap mengawasi hutan adat dan alam agar tidak terjadi penebangan liar yang dilakukan masyarakat luar kawasan Badui,” tambahnya.
Sementata Budayawan dari Banten Heritage, Dadan Sujana juga meminta agar wisatawan sadar diri jika memasuki kawasan baduy dan harus mengikuti aturan adat baduy.
“Saya harap wisatwan sadar diri, kalau masuk ke kampung orang. Dan bisa di buat aturan oleh warga baduy, apabila ada wisatwan yang datang ke baduy berpakian tidak senonoh harus memakai sarung,” tambahnya (Samsul/Red)