PANDEGLANG, BINGAR.ID – Anggota Komisi I DPR RI, Rizki Aulia Rahman Natakusumah angkat bicara soal polemik Rancangan Undang-Undang Larangan Minuman Alkohol (RUU Minol).
Politisi Demokrat itu menilai, RUU Minol ibarat pisau bermata dua. Satu sisi RUU itu memiliki dampak baik bagi daerah seperti Pandeglang yang dikenal sebagai Kota Santri. Namun di sisi lain, RUU itu dikhawatirkan menimbulkan persoalan bagi daerah yang memiliki budaya dengan alkohol.
“Kabupaten Pandeglang ini Kota Santri. Tentu berbeda dengan di NTT atau Kupang. Di sana minum-minuman beralkohol sudah menjadi budaya, jadi seluruh daerah memiliki budaya yang berbeda. Dan dalam hal ini, pemerintah daerah harus bisa dilibatkan. Dan saya mendorong Badan Legislasi dan DPR agar terus berkonsultasi dengan seluruh elemen masyarakat,” kata Rizki saat ditemui di Pandeglang, Rabu (18/11/2020).
Baca juga: Kunjungi Baduy, Rizki Aulia Akan Pertahankan Hukum Adat
Dia menjelaskan, sejauh ini seluruh Anggota DPR RI masih menampung aspirasi dari berbagai penjuru. Legislatif perlu mengkaji lebih dalam agar pasca-RUU Minol disahkan, tidak menjadi kontroversi.
“Kita (DPR-red) harus menampung dan menarik aspirasi dari seluruh elemen masyarakat. Tentu ini adalah sesuatu yang dicanangkan sudah lama. Bukan ingin memperbarui sesuatu, tapi hanya ingin menindaklanjuti,” ujarnya.
“Tentu yang saya inginkan ini harus bisa direalisasikan dengan cara yang sangat baik. Apakah ini akan dilanjutkan atau tidak dilanjutkan itu tergantung dari bagaimana proses di Badan Legislasi DPR RI,” sambung lulusan Universitas Nottingham Inggris itu.
Baca juga: Banten Selatan Dinilai Layak Dibuatkan Pangkalan Laut
Diakuinya, sejauh ini pemasukan bea cukai dari minuman beralkohol memberi sumbangsih besar bagi pendapatan negara. Oleh karenanya, perlu dilakukan kajian yang lebih mendalam. Jangan sampai RUU itu disahkan, tapi malah tidak memberi dampak positif bagi pendapatan negara.
“Kalau misalnya kita (DPR-red) larang semerta merta nanti akan ada konsekuensi kepada pendapatan negara. Tapi kan disisi lain kita harus mempertimbangkan suara dari berbagai elemen masyarakat yang lainnya, alimil ulama harus bisa dikonsultasikan, masyarakat pemuda harus bisa di konsultasi agar mendapatkan satu suara yang selaras,” tutup pria Scorpio itu. (Syamsul/Red)