BNPB Keluarkan Langkah Antisipatif Hadapi Hidrometeorologi

Ilustrasi (Pexels)

JAKARTA, BINGAR.ID – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat mewaspadai ancaman bahaya hidrometeorologi yang dapat berujung bencana. Pasalnya, memasuki musim hujan, fenomena La Nina dapat berdampak buruk terhadap curah hujan yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang.

Kepala BNPB Doni Monardo mengingatkan warga yang rumahnya berada di kemiringan lebih dari 30 persen atau rawan longsor untuk lebih berhati-hati. Salah satu pemicu yang patut diwaspadai apabila terjadi curah hujan lebat dengan durasi lama.

“Ikuti terus info BMKG,” ujar Doni seperti yang dikutip dari keterangan resminya, Senin (2/11/2020).

Baca juga: Rekomendasi BNPB untuk Aparat Desa Hadapi La Nina

Ia juga meminta warga untuk mengantisipasi pohon yang mudah tumbang atau patah batangnya sehingga jangan berada di bawah pohon. “Serta waspadai tiang listrik yang korsleting dan roboh tertimpa pohon,” tambahnya.

Di saat hujan lebat yang disertai angin kencang, warga harus waspada apabila memilih tempat untuk berlindung. Hindari pohon atau pun papan baliho yang setiap saat dapat berpotensi roboh.

Peringatan BNPB ini sejalan dengan data yang dicatat dari awal Januari hingga 31 Oktober 2020, bencana hidrometeorologi masih mendominasi kejadian bencana di Tanah Air. Hingga akhir Oktober 2020, total bencana alam berjumlah 2.401 kejadian.

Baca juga: 13 Kecamatan di Pandeglang Ini Diprediksi Paling Rawan Terimbas Fenomena La Nina

Jenis kejadian bencana alam tertinggi yakni banjir dengan 865 kejadian, sedangkan kejadian lainnya puting beliung 690, tanah longsor 447, kebakaran hutan dan lahan 321 gelombang pasang atau abrasi 29, kekeringan 29, gempa bumi 5 dan letusan gunung api 5.

Dari sejumlah kejadian tersebut, jumlah korban jiwa akibat bencana hidrometeorologi mencapai 319 jiwa meninggal dunia, dengan rincian banjir 205 jiwa, tanah longsor 101 dan puting beliung 13, sedangkan 25 jiwa dinyatakan hilang.

Pada awal September 2020 lalu, BNPB telah meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat provinsi, kabupaten dan kota untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi potensi bahaya hidrometeorologi, salah satunya dengan melakukan koordinasi multipihak di setiap wilayah administrasi.

Baca juga: Bencana Hidrometeorologi Jadi Ancaman Transportasi Laut dan Udara

Di samping itu, setiap keluarga dapat meningkatkan upaya peringatan dini dengan memantau informasi cuaca dari BMKG yang dapat diakses dengan berbagai pendekatan seperti aplikasi Info BMKG maupun website dan media sosial dari instansi pemerintah. Warga dapat memantu prakiraan cuaca harian hingga ke tingkat kecamatan melalui aplikasi Info BMKG sehingga dapat mempersiapkan atau mengantisipasi dampak yang mungkin terjadi. (Ahmad/Red)

Berita Terkait