650 Ribu Ton Sampah Cemari Laut Setiap Tahun, Terumbu Karang Terancam Rusak

650 Ribu Ton Sampah Cemari Laut Setiap Tahun. (ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/hp)

JAKARTA, BINGAR.ID – Keberadaan sampah di laut menjadi penyebab serius rusaknya terumbu karang di Indonesia. Sebab, sampah plastik akan mengganggu terumbu karang dan biota laut secara langsung.

Reza Cordova Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI mengatakan, sebanyak 650 ribu ton sampah per tahun masuk ke perairan seperti sungai, danau, dan laut. Sekitar 260 hingga 600 ribu ton sampah yang masuk ke laut berjenis plastik.

Hasil kajian LIPI mencatat, per 100 meter persegi ekosistem terumbu karang banyak ditemukan sekitar 30 sampah plastik. LIPI menyebut, saat pandemi Covid-19, keberadaan limbah medis seperti masker hingga baju hazmat meningkat di sungai-sungai.

“Saat ini keberadaan terumbu karang sudah sangat mengkhawatirkan karena adanya pencemaran sampah plastik di laut. Jika ditambah dengan pencemaran limbah medis keadaan rumah bagi biota laut dipastikan akan rusak,” kata Reza seperti dilansir dari laman Greeners, pada Jumat (18/9/2020).

Baca Juga : Video : Tumpukan Sampah di Pantai Teluk Pandeglang

Menurutnya, jika pengelolaan sampah dan limbah medis yang mengandung virus dan bakteri tidak dikelola dan berakhir di laut, hal itu dapat mengakibatkan pencemaran yang sangat berbahaya.

“Kita harus waspada, jangan sampai adanya Covid-19 ini meningkatkan kemungkinan kerusakan terumbu karang dan manusia,” pungkasnya.

Kepala Sub Direktorat Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Wilayah I Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Novy Farhani mengatakan, bahwa monitoring dan evaluasi sampah pesisir juga laut tidak berhenti walaupun dalam keadaan pandemi.

Baca Juga : Indonesia dan Sampah yang Merusak Ekosistem

Ia menuturkan, untuk menangani sampah laut diutamakan dua strategi, yakni membersihkan pantai (coastal clean up) dan pemasangan jaring apung.

Selama 2017 hingga 2019, sebanyak 43 panjang pantai sudah dibersihkan. Hasilnya terkumpul sampah hingga 51 ton dan diikuti 21.759 peserta dari seluruh Indonesia

Terakhir, pemasangan jaring apung untuk sampah, kata Novy, ditempatkan di sungai yang mengalir langsung ke pantai untuk mencegah masuknya sampah ke laut. Setiap hari sampah yang disaring mencapai enam karung besar dengan mayoritas jenis sampah berupa botol air kemasan. (Fauzan/Red)

Berita Terkait