SERANG, BINGAR.ID – Sekira 70% terumbu karang di pesisir Indonesia saat ini memiliki tutupan karang kurang dari 50% (buruk dan cukup baik), sementara 30% nya memiliki tutupan karang lebih dari 50% (baik dan sangat baik).
Hal ini disampaikan Ayuningtyas Sekarputri R, Analis Kelautan dan Perikanan Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (PSPL) Serang, UPT Direktorat Jendral Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Senin 1 Juli 2024, di Pulau Tunda, Desa Wargasara, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten.
Baca Juga : Irna Apresiasi Gerakan Konservasi Terumbu Karang Program TJSL PT Telkom
“Beberapa penyebab degradasi atau penurunan ekosistem terumbu karang, yakni pengambilan karang, penangkapan ikan dengan penggunaan bahan peledak, racun dan alat pancing tidak ramah lingkungan, pencemaran yang disebabkan oleh industri dan rumah tangga, pengembangan daerah wisata tidak memperhatikan lingkungan, sampah dan sedimentasi lainnya,” ungkap Ayuningtyas.
Atas dasar itu, Loka PSPL Serang mendukung kegiatan transplantasi terumbu karang Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PT. Telkom Indonesia, yang pada tahun 2024 ini berlokasi di Pulau Tunda, dengan menggandeng Lembaga Amil Zakat Harapan Dhuafa (LAZ Harfa).
“Dalam melaksanakan transplantasi nanti, kami berharap berpedoman pada metode yang direkomendasikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Web spider atau rak jaring laba-laba yang akan diterapkan pada transplantasi di Pulau Tunda ini, merupakan metode yang direkomendasikan. Kami juga menyarankan agar dilakukan monitoring pasca-transplantasi untuk memantau perkembangan dan kesehatan karangnya,” pungkasnya.
Baca Juga : Beragam Kegiatan Edukasi Terumbu Karang Digelar Dalam Program TJSL di Pulau Tunda
Sementara itu, Koordinator Forum Pelestari Terumbu Karang (F-PTK) Provinsi Banten, Nurwarta Wiguna menyambut baik program TJSL PT. Telkom yang tahun ini memilih lokasi di perairan Pulau Tunda.
Kegiatan transplantasi terumbu karang di Pulau Tunda harus didorong agar terus dilakukan, baik oleh perorangan melalui kegiatan wisata konservasi maupun program peduli lingkungan dari lembaga, organisasi, perusahaan, pemerintah maupun swasta.
“Perairan Pulau Tunda saat ini merupakan salah satu tempat yang sangat cocok untuk dijadikan lokasi pembibitan karang atau Stock Coral Center, karena relatif aman dari potensi kerusaakan atau kepunahan, terutama yang disebabkan faktor bencana alam, seperti gempa, tsunami dan gunung meletus,” jelas Nurwarta.
Baca Juga : Untirta Dukung Program “Gerbang Terang” F-PTK Banten
“Karena di lokasi lainnya, sangat berpeluang mengalami kerusakan, atau kepunahan yang disebabkan adanya potensi ancaman bencana alam tersebut. Kasus ini pernah terjadi pada 22 Desember 2018, ketika terjadi tsunami akibat longsoran Gunung Anak Krakatau. Terumbu Karang di sekitar Pulau Badul, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang mengalami kerusakan yang sangat parah akibat terjangan gelombang besar tersebut,” sambungnya.
Masih menurut Nurwarta, bahwa faktor perubahan iklim (Climate Exchange) atau pemanasan global juga menjadi penghambat pertumbuhan bahkan menimbulkan kematian pada terumbu karang.
“Untuk itu, kami mengajak kepada semua pihak agar terus menjaga dan melindungi ekosistem laut ini dari berbagai faktor yang dapat merusak atau menghancurkannya. Jadilah pelopor pelestari terumbu karang sejak sekarang,” tandasnya.
Kegiatan TJSL PT. Telkom Indonesia di Pulau Tunda tersebut, juga bersamaan dengan Pelatihan Transplantasi dan Monitoring Terumbu Karang, serta Teknik Pembuatan Media Transplantasi Rak Jaring Laba-Laba, sebagai media tanam Terumbu Karang. Perwakilan LAZ Harfa Indah Badi’ah, menjelaskan terkait tujuan dari kegiatan pelatihan itu.
Baca Juga : F-PTK dan LAZ Harfa Survei Lokasi Konservasi Terumbu Karang di Pulau Tunda
“Tujuannya untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar tentang transplantasi dan monitoring terumbu karang serta pembuatan medianya kepada tim pelaksana transplantasi yaitu anggota Pokdarwis Jalatunda juga nelayan. Diharapkan setelah pelatihan, tim pelaksana bisa menerapkan kebijakan, baik manajemen maupun teknis transplantasi terumbu karang dengan baik dan benar,” katanya.
Usai pelatihan transplantasi dan monitoring terumbu karang, dilanjutkan dengan pelatihan teknik pembuatan media transplantasi rak jaring laba-laba dengan narasumber Koordinator F-PTK Banten dibantu Ruyadinata (Koordantor Wilayah Pulau Badul) dan pelaksana teknis Produksi Media Transplantasi Web Spider, Dedi.
Hadir dalam acara tersebut Sekretaris Desa Wargasara, Nanang Kosim dan puluhan peserta dari anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Jalatunda, perwakilan nelayan Pulau Tunda dan Perwakilan dari Koordinator Wilayah Pulau Badul, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Ruyadinata.
Peringatan Hari Kelautan Nasional ke-52
Pada waktu bersamaan, F-PTK Banten dan Pokdarwis Jalatunda menggelar kegiatan Lomba Mewarnai Gambar dan Puisi Terumbu Karang yang diikuti anak usia 5-13 tahun (SD/SMP) dalam rangka memperingati Hari Kelautan Nasional ke-52. Acara tersebut diikuti sebanyak 30 peserta mewarnai dan 7 (tujuh) peserta baca puisi.
“Pada Hari Kelautan Nasional ke-52 ini, kami mengedukasi anak agar peduli terumbu karang dengan mengadakan lomba mewarnai gambar dan baca puisi tentang terumbu karang. Dilanjutkan dengan transplantasi sebanyak 50 rak jaring laba-laba atau sekira 500 biota/fragmen karang,” kata Ketua Pokdarwis Jalatunda, Sudirman Alay.
Pada kegiatan transplantasi terumbu karang yang dilaksanakan Selasa, 2 Juli 2024, diterjunkan sebanyak 5 (lima) personil Pokdarwis Jalatunda (Sudirman, Sobri, Rahmatullh, Faisal & Badri), Tim Dokumentasi LAZ Harfa (Andi Rully Pabenteng dan Ari Tri Ramdhani) dibantu 2 (dua) mahasiswa Fakultas Pertanian Program Studi Ilmu Perikanan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta).
Muhamad Romdhoni Al Mubaroq dan Baron Parsaulian Marpaung. Kedua mahasiswa tersebut tergabung dalam komunitas Coral Defender yang juga akan melakukan transplantasi terumbu karang dengan menggunakan model blok beton (concrete block) atau Fishdom (rumah ikan). (Adytia)