PANDEGLANG, BINGAR.ID – Wacana pemerintah yang akan mengimpor dua juta ton beras, dianggap tidak menghargai petani yang saat ini justru tengah memasuki musim panen. Apalagi stok juga dinilai sedang melimpah.
“Saat masyarakat petani kami bersuka cita, berlimpahnya beras harus dihargai. Kami berharap, kalau petani kami sedang suka cita, jangan ada impor untuk menghargai petani kita,” kata Bupati Pandeglang, Irna Narulita, Kamis (30/3/2023).
BACA JUGA : KTNA Banten Sebut Impor Beras Bakal Korbankan Petani
Menurut Irna, sebagai salah satu daerah yang menjadi lumbung pangan tingkat Provinsi Banten dan nasional, kebijakan itu akan memengaruhi kesejahteraan petani Pandeglang lantaran harga beras mereka berpotensi anjlok jika impor diberlakukan.
“Tapi kami edukasi petani kami pasarnya harus dijaga, kan ada demand dan suplai. Nah mereka ini kan harus juga diberikan jalur market-nya harus ke mana, yang penting mereka untung,” ucap bupati.
BACA JUGA : Nilai Ekspor-Impor Banten September 2022 Anjlok
Disatu sisi, Irna justru mendorong Bulog untuk lebih maksimal dalam menyerap gabah petani. “Saya perintahkan (Dinas) Ketahanan Pangan, suruh Bulog beli dan serap. Jangan sampai petani kami kecewa. Saya minta Bulog untuk serap semuanya hasil produksi pertanian untuk cadangan beras di Banten maupun nasional,” ucap bupati.
Namun begitu Irna mengaku tidak bisa berbuat banyak apabila wacana itu betul-betul direalisasikan. Pemda akan menghargai keputusan pemerintah pusat yang dianggap mempunyai perhitungan lebih matang untuk menerapkan kebijakan tersebut.
BACA JUGA : Beras Impor Tahun 2018 Masih Tersisa 381 Ribu Ton
“Tapi kalau memang pusat punya kebijakan dan perhitungan yang lebih matang untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia, ya kami harus patuh. Urusan nasional sejuah ini punya kepentingan untuk kepentigan nasional, saya hargai. Tapi jangan sampai masyarakat petani saya kesusahan, kesulitan,” tegasnya. (Ahmad)