September 2020, Ratusan Ton Talas Beneng Pandeglang ‘Lari’ ke Belanda

Talas Beneng Kabupaten Pandeglang (Istimewa)

SERANG, BINGAR.ID – Talas Beneng sejak tahun 2008 lalu, telah dibudidayakan di kawasan Gunung Karang, Kabupaten Pandeglang. Kini, Talas berukuran raksasa itu sudah menembus pasar ekspor.

Selama bulan September tahun 2020 saja, sebanyak 950 ton Talas Beneng diekspor ke Belanda. Belum lagi, puluhan ton daun Talas Beneng yang dijadikan bahan tembakau sudah diekspor ke Australia.

“Untuk daun Talas Beneng yang sudah diekspor ke Auatralia melalui salah satu perusahaan di Bogor pada 2019 sekitar 24 ton dan tahun 2020 ini 64 ton,” kata Kepala Dinas Pertanian Banten, Agus M Tauchid dikutif dari Antara, Senin (5/10/2020).

Baca Juga : Petani Talas Beneng Pandeglang Kewalahan Penuhi Pasar Ekspor

Kata Agus, Pemerintah Provinsi Banten menyiapkan sejumlah langkah dan strategi dalam meningkatkan ekspor Talas Beneng khas Pandeglang. Di antaranya bekerjasama dengan pengusaha ekspor dan import.

Serta ditetapkannya Kelurahan Cilaja, Kecamatan Majasari Pandeglang, sebagai kelurahan Gerakan Tiga Kali Eksport (Gratieks) untuk komoditi talas beneng.

“Gubernur Banten sangat mendukung ditetapkannya Kelurahan Cilaja sebagai Kelurahan Gratieks yang akan diresmikan Gubernur Banten bersama Menteri Pertanian pada 10 Oktober 2020 untuk komoditas talas beneng,” jelas Agus.

Baca Juga : Lebih Baik Naikkan Harga Gabah Petani Daripada Beri Bansos Covid-19

Talas Beneng merupakan singkatan dari talas besar dan koneng (kuning) karena saat dikembangkan pada 2008 lalu, jenis talas yang tumbuh di hutan di sekitar lereng Gunung Karang di Kabupaten Pandeglang ini, bentuk talasnya besar dan kuning.

Pemprov Banten dan Pemkab Pandeglang, akan terus berupaya untuk mengembangkan tanaman talas beneng, sehingga bisa memberikan nilai tambah kepada para petani terutama di wilayah-wilayah yang cocok untuk menanamnya, karena secara geografis tanaman tersebut berada di dataran tinggi. (David/Fauzan/Red)

Berita Terkait