Bingar.id – Rampak Bedug merupakan sebuah kesenian yang sangat kental akan unsur religi, khususnya dengan Islam. Kesenian ini ada dan dikembangkan oleh para seniman asal Pandeglang, Banten. Sehingga Rampak Bedug seringkali diidentikan sebagai kesenian warisan budaya warga Kabupaten Pandeglang.
Kini, Rampak Bedug Pandeglang sudah banyak dio kenal dimana-mana, bahkan sampai ke mancanegara. Dan seiring perkembangan jaman, Rampak Bedug juga kini mulai di kreasikan serta dipadukan dengan kesenian tari, sehingga keberadaanya pun semakin diakui dan sering terpentaskan diberbagai daerah, baik acara formal maupun non formal.
Kreasi Rampak Bedug ini dimulai pada wwal tahun 1980-an, yang semula hanya nganjor (bermain) bedug dengan tetabuhan seadanya. Kini bedug menjadi simbol kedaerahan, membawa visi misi dengan kreasi seni yang berkesan bagi semua yang menyaksikan kesenian rampak bedug.
“Bedug dipikul dibawa keperbatasan kampung sebelah dan dimainkan untuk membangunkan sahur” jelas Endang Suhendar, pimpinan sanggar saung Seni Cikondang.
Perkembangan seni bedug terus berkembang, semula nganjor menjadi ngadu bedug (saling berbalas bunyi bedug) dimainkan kala Ramadan tiba oleh anak-anak disurau menunggu berbuka puasa, setelah salat tarawih, dan ketika malam takbir.
Perkembangan tersebut dirasa belum sempurna, “Haji Ilen tokoh seniman Pandeglang. Memberi sentuhan tari, musik pendukung lain, dan kostum yang memunculkan keislamian. Dan hasilnya rampak bedug berkembang sampai hari ini dan diadopsi banyak seniman, bahkan dijadikan muatan lokal Provinsi Banten pelajaran seni budaya di Sekolah tingkat menengah atas” tambahnya.
Masyarakat seni Pandeglang menunjukan betapa seni itu luhung sebagaimana fitrahnya, seni diciptakan demi mengisi kekosongan estetika dalam hidup manusia. (Nachrowi)