PANDEGLANG, BINGAR.ID – Satu bulan pascadiresmikan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB), Tjahjo Kumolo pada 31 Agustus 2020 lalu, jumlah pemohon di Mal Pelayanan Publik (MPP) Pandeglang masih “loyo”.
Hal itu terlihat dari catatan MPP soal pemohon yang mengajukan pelayanan. Sampai tanggal 24 September 2020 saja, baru ada 2.117 pemohon.
“Sampai dengan tanggal 24 September, kurang lebih di 2.117 pemohon. Mungkin saat ini sudah sampai 2.500an,” ungkap Koordintor MPP Pandeglang, Eric Widiaswara, Jumat (2/10/2020).
Baca juga: Proyek Prestisius Bupati Irna Akhirnya Berdiri dan Diresmikan Menteri Tjahjo Kumolo
Dia mengakui, jumlah itu belum sesuai dengan perkiraan awal. Karena saat perencanaan, pihaknya memprediksi akan ada 500 pemohon dalam satu hari. Jika diakumulasi selama 22 hari kerja, maka total sebulan akan ada 11 ribu pemohon.
“Jumlah pemohon yang tercatat, ini lari dari prediksi. Karena prediksi kami hasil dari identifikasi layanan dari berbagai lembaga, OPD, kementerian, BUMN, BUMD, perencanaan awal pemohon kalau kami kumulatifkan diangka 500 per hari,” katanya.
Baca juga: Irna Pastikan MPP Pandeglang Beroperasi Agustus 2020
Eric menjelaskan, kondisi itu disebabkan pandemi Covid-19. Padahal ketika awal diresmikan, jumlah pemohon sempat ramai sebelum diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Dilihat dari grafik, sebelum ada PSBB sempat ramai. Tapi setelah ada pembatasan layanan, dan protokol kesehatan diperketat, itu agak sedikit turun,” tuturnya.
Baca juga: Kemenkumham Banten Siapkan Tiga Layanan Publik di MPP Pandeglang
Adapun terkait jenis pelayanan yang paling diminati adalah administrasi kependudukan. Disusul layanan Dinas Sosial, DPMPTSP, KPP Pratama, dan BPJS Kesehatan.
“Ke Didsukcapil sekitar 644 pemohon selama sebulan, DPMPTSP 295, Dinsos 294, dan KPP Pratama 288,” sambungnya merinci.
Baca juga: PDAM Bikin Gebrakan Baru yang “Dipajang” di Mal Pelayanan Publik Pandeglang
Eric melanjutkan, pandemi juga menyebabkan pihaknya kesulitan melakukan sosialisasi mengingat sebagian anggaran yang dialihkan untuk penanganan Covid-19. Akibatnya, kini MPP hanya memaksimalkan sarana promosi di Media Sosial.
“Memang mungkin karena sosialisasi kami belum masif, karena kondisi seperti ini. Paling kami memaksimalkan di medsos. Mungkin ke depan sosialisasi akan lebih banyak,” tandasnya. (David/Ahmad/Red)