Sebelum Membunuh, Pelaku Merengek Ke Ayah Korban Minta Balikan

Bupati Pandeglang saat menenangkan keluarga korban, di rumah duka

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Benar-benar tak tahu malu Riko Arizki,  Warga Cipacung, Kecamatan Majasari, yang tega menghantam kekasihnya dengan kloset jongkok hingga tewas ini, ternyata sebelum membunuh sempat merengek ke ayah kandung korban, Elisa Siti Mulyani.

Saat itu Riko Arizki merengek meminta bantuan ayah korban, untuk memulihkan hubungannya dengan Elisa yang ia klaim merenggang. Padahal selama jumpa pers di Mapolres Pandeglang, pemuda berbadan gempal itu bersikukuh bahwa motifnya membunuh lantaran kekasihnya itu selingkuh.

Ditemui di rumah duka, Tb Hadi Mulyana, ayah kandung korban membantah keras pernyataan pelaku. Kata dia kendati tak tinggal serumah dengan anaknya itu, ia tahu bahwa putri bungsunya tersebut sudah putus dengan Riko.

Baca Juga : Kisah dan Kronologi Bucin Yang Berakhir Tragis di Pandeglang

“Kalau soal teror meneror sebelum kejadian saya nggak tahu ya, karena memang anak saya nggak satu rumah dengan saya. Tapi anak itu atau si pelaku ini, siangnya, eh bukan paginya itu sempat curhat kesaya, bahwa dia baru putus dengan Elisa. Tidak mau diputuskan dan minta tolong ke saya sebagai bapaknya untuk menyatukan kembali,” aku Tb Hadi Mulyana, ayah kandung korban.

Saat itu Tb Hadi Mulyana yang dikenal sebagai tokoh pemuda Pandeglang di masanya, mengaku ia tak berjanji apa-apa pada pelaku, karena ia tak mau memaksa anak bungsunya soal hubungan asmara kendati ia adalah orangtuanya. Oleh karena itu, ia sangat kaget ketika mendengar pelaku malah menghabisi nyawa anak bungsunya.

“Soalnya kalau terbersit bahasanya pelaku, tahu kalau ia sudah diputuskan oleh Elisa. Bahkan sempat ada bahasa begini dari dianya (pelaku-red), kalau sama orang lain takutnya dirusak. Nanti setelah dirusak ditinggalkan. Ya apakah itu (kedatangan pelaku ke rumahnya) adalah sinyal saya benar benar nggak suudzon atau berprasangka buruk,” tambahnya, sambil mengatakan bahwa ia dan keluarga pelaku sudah saling mengenal.

Bahkan ayah korban ini mengaku, selain kenal dengan keluarga pelaku, Tb Hadi Mulyana ini pun menyayangkan prilaku Riko Arizki, yang merupakan putra dari seorang anggota Polri yang bekerja di wilayah Kabupaten Lebak.

Baca Juga : Bucin Berujung Maut, Tak Terima Diputus Cinta Nekat Bunuh Kekasih

“Mohon maaf, pelaku ini kan anak dari petugas kepolisian. Oleh karena itu, kami berharap pihak kepolisian bisa bersikap objektif walaupun pelaku termasuk keluarga besar kepolisian. Maka kami memperbolehkan anak kami diotopsi, karena kan pada intinya kami sudah menerima kejadian ini, sebab memang sudah tercatat (takdir) dan tinggal kami serahkan kepada pihak yang berwajib. Pelakunya ada dan silahkan polisi menjabarkan apakah kejadian ini direncanakan atau bukan,” tegasnya.

Sementara itu, dari pantauan bingar.id di rumah duka yang berada di Kampung Saruni RT 03, RW 01, ramai dikunjungi tetangga dan kolega orangtua korban. Bahkan pada Kamis 9 Februari 2023, Bupati Pandeglang Irna Narulita juga mendatangi rumah tersebut, untuk menyampaikan rasa duka citanya.

Bupati Pandeglang, Irna Narulita mengaku kaget, lantaran semula tak mengetahui bila korban adalah putri dan koleganya. Maka setelah tahu ia langsung datang ke rumah duka. Saat tiba ia langsung menyalami ayah kandung korban dan memeluk ibu korban yang menangis tersedu sedu. Terlihat bupati mencoba menghibur ibu korban.

“Ibu prihatin dengan kejadian ini. Semoga keluarga tabah dan pelaku dihukum sesuai dengan perbuatannya,” tegas Irna Narulita saat itu.

Baca Juga : Korban Tewas Dibunuh Mantan Kekasih, Dikenal Supel Dan Ceria

Selain bupati, kolega ayah kandung korban dari Komite Advokasi Daerah Provinsi Banten Engkap Kapriadi mengaku pihaknya mengalami kehilangan besar karena wafatnya  diluar kehendak karena proses pembunuhan. Untuk itu pihaknya berharap kepolisin Polres Pandeglang mengusut tuntas perbuatan pelaku tanpa melihat latar belakang pelaku.

“Sehingga rasa keadilan dari kami sebagai pihak keluarga merasa diperhatikan hak hak hukumnya. Karena kalau ngikutin emosi mah kami inginnya pelaku dihukum mati. Tapi kami tidak begitu, kami taat hukum maka silahkan diproses sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. Dan mudah mudahan dalam proses pengungkapan kasus ini tak ada yang bermain dari unsur manapun,” tukas Engkap Kapriadi, sambil menambahkan ayah kandung korban adalah ketua organisasinya.

Sedangkan pengacara Rasyid Chaniago mengaku sebagai juru bicara pihak keluarga menegaskan pihaknya akan mengawal penyelidikan kasus tersebut. Sama dengan pernyataan Engkap, ia juga meminta polisi mengusut tuntas kasus ini tanpa pandang bulu. (Ishana)

Berita Terkait