Rekomendasi BNPB untuk Aparat Desa Hadapi La Nina

Ilustrasi La Nina (Wikipedia)

JAKARTA, BINGAR.ID – Fenomena La Nina yang dihadapi Indonesia saat ini dapat berdampak pada potensi bahaya hidrometeorologi yang lebih buruk. Oleh karena itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merekomendasikan kesiapsiagaan untuk tingkat kecamatan, kelurahan, desa bahkan keluarga.

Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan mengatakan, kesiapsiagaan harus dilakukan disetiap tingkatan. Terendah adalah aparatur desa. Lilik meminta desa memastikan tempat evakuasi sementara yang dapat digunakan sebagai evakuasi sementara.

“Aparat desa kami minta mengidentifikasi bangunan aman yang dapat digunakan sebagai shelter sementara, seperti rumah warga, kantor desa atau pun sekolah. Jangan sampai tempat evakuasi menjadi kluster baru Covid-19,” katanya, Senin (12/10/2020).

Kemudian, desa juga harus pastikan masyarakat yang terpapar mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan. Ia mengingatkan protokol kesehatan untuk tetap diterapkan. Ia pun mengingatkan aparat desa untuk lebih bijak dalam menyampaikan informasi tentang kebencanaan.

“Sosialisasikan informasi kepada masyarakat dengan bijak, jangan menakuti-nakuti,” kata Lilik.

Lilik juga menuturkan, gunakan bahasa yang mudah dipahami untuk menerjemahkan informasi cuaca sehingga pesan sampai ke pemangku kepentingan di tingkat kecamatan maupun masyarakat.

Beberapa kanal informasi dapat diakses oleh aparat kecamatan, kelurahan dan desa, bahkan di tingkat keluarga dengan beberapa kanal, seperti teknologi informasi dari BNPB dan BMKG. BNPB memiliki InaRISK dan juga Katalog Desa Rawa Bencana yang dapat diakses semua pihak, kemudian BMKG memiliki aplikasi Info BMKG yang dapat menginformasikan kondisi cuaca hingga tingkat kecamatan.

Terakhir, masyarakat di tingkat kecamatan, kelurahan dan desa dapat melakukan simulasi mandiri sesuai rencana kontinjensi yang sudah dibuat. Ini tentunya dibantu oleh BPBD kabupaten maupun kota setempat.

“Kami mengimbau setiap keluarga untuk mengidentifikasi risiko bencana yang ada di sekitar. Kesiapsiagaan sejak dini dibutuhkan untuk memastikan tidak adanya korban jiwa apabila terjadi peristiwa ekstrem,” jelasnya.

“Diskusikan dengan anggota keluarga maupun komunitas di masyarakat terkait dengan potensi ancaman bahaya yang ada di sekitar sehingga risiko bencana dapat dihindari,” pesan Lilik. (Ahmad/Red)

Berita Terkait