PTM Tak Juga Dibuka, PGRI: Siswa Banyak Alami Kerugian

PGRI Pandeglang

Siswa mengalami banyak kerugian akibat penerapan pembelajaran jarak jauh atau belajar dari rumah. (ANTARA/Maulana Surya).

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Pembelajaran tatap muka (PTM) di Kabupaten Pandeglang masih ditiadakan. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), bersikukuh PTM baru akan dibuka pada Juli 2021 mendatang.

Padahal Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Pandeglang menilai, banyak kerugian yang dialami oleh siswa jika PTM tak segera diberlakukan.

“Banyak hal yang merugikan siswa dengan kebijakan penbelajaran jarak jauh. Pertama pembelajaran tidak maksmal, kemudian pendidikan karakter jadi terabaikan, dan menurunnya hubungan psikologis siswa dengan guru,” ungkap Ketua PGRI Kabupaten Pandeglang, Yuskiah, Kamis (25/3/2021).

Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka Dibuka Bulan Juli 2021

Tidak hanya itu, Yuskiah juga mengkhawatirkan soal kualitas pendidikan siswa yang semakin anjlok bila terus memaksakan pembelajaran secara daring.

“Dampak dari kegiatan belajar dari rumah dalam durasi lama, bisa memengaruhi kualitas pendidikan anak. Kasihan anaknya karena tertinggal dalam pembelajaran. Walaupun bisa dilakukan secara daring, namun itu tidak maksimal,” ujarnya.

Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka Dimulai Usai Vaksinasi Sekolah

Dirinya mengaku orang tua, siswa, dan guru sudah mendambakan penerapan kembali pembelajaran tatap muka. Terlebih banyak orang tua juga yang kesulitan dalam mengajari anak-anaknya.

“Belum lagi keluhan orang tua yang mengaku sulit mendidik anaknya. Secara keilmuan juga berbeda. Kalau guru pedagogiknya sudah menguasai. Selain mendidik, juga mengajar juga pendidikan karakter dan akhlaknya selalu diterapkan sehingga anak merasa terayomi,” bebernya.

Baca juga: Dindikbud Klaim Siap Laksanakan Pembelajaran Tatap Muka Lebih Awal

Setahun penerapan belajar dari rumah, diakuinya tidak berdampak signifikan terhadap peningkatan karakter pendidikan siswa. Malah kini peserta didik seolah tidak terpantau karena longgarnya pengawasan.

“Secara psikologis terasa. Anak-anak lebih bebas. Padahal kalau di sekolah mereka lebih terarah untuk pendidikannya. Kalau sekarang seolah-olah agak liar karena kurang pemantauan dari orang tua,” imbuhnya.

Baca juga: Yuskiyah Pimpin PGRI Pandeglang Periode 2020-2025

Namun begitu, Yuskiah mengaku tidak bisa berbuat banyak. Soalnya kebijakan PTM menjadi kewenangan pemerintah. Hanya jika metode belajar itu kembali diterapkan, dia memastikan jajaran sekolah dan guru siap untuk melaksanakan.

“Sekolah sudah siap karena sudah menyiapkan sarana prokes. Kemudian orang tua siswa lebih cenderung dilaksanakan PTM,” tutupnya. (Ahmad/Red).

Berita Terkait